Tanpa pendinginan atau kerangka organik logam, vaksin hanya akan bertahan beberapa hari. WHO sebelumnya memperkirakan setiap tahun, setidaknya 50 persen vaksin terbuang. Hal ini karena aturan menyimpannya di lingkungan yang dikontrol suhu.
Dr Daniel Layton, ahli imunologi CSIRO, mengatakan terobosan tersebut berpotensi memungkinkan akses vaksin yang lebih terjangkau dan adil di seluruh dunia.
“Vaksinasi tidak diragukan lagi salah satu intervensi medis yang paling efektif, menyelamatkan jutaan nyawa setiap tahun,” katanya.
“Namun, pengiriman vaksin terutama ke negara berkembang, merupakan tantangan karena mereka sering kekurangan rantai pasokan penyimpanan dingin yang diperlukan untuk menjaga vaksin tetap layak.”tandasnya.
Ia menambahkan, kerangka organik logam, secara efektif melindungi molekul vaksin dari tekanan panas. Tim selanjutnya mengembangkan solusi yang melarutkan metal organic frameworks (MOFs). Dan akan fokus pada pengujian pendekatan untuk vaksin termasuk vaksin mRNA Covid-19.