WNA Alami Cacat Tubuh, RS BIMC Bali Dilaporkan Dugaan Malpraktik

Forumterkininews.id, Jakarta- Warga Negara Australia (WNA) Peter Helloue menjadi korban dugaan malpraktik di RS Bali Internasional Medical Centre (BIMC) Hospital Siloam Nusa Dua, Bali. Awalnya Peter mengalami gejala penyakit jantung dan menjalani rawat inap di rumah sakit tersebut.

Namun, kini Peter menderita cacat tubuh yang diduga akibat terjadi malpraktik. Dugaan malpraktik ini sudah pula dilaporkan ke Polda Bali  hampir tiga tahun lalu, tepatntya 16 Desember 2019.

Menurut Hendri Wilman Gultom,  Tim Kuasa Hukum Peter, korban sudah dipanggil oleh Polisi, demikian juga dengan para terlapor dari pihak rumah sakit.

“Dalam pelaporan sempat terhenti selama tiga tahun. Tidak ada titik terang. Alasannya kami pun tidak diberi tahu oleh pihak kepolisian. Akhinya kami mencoba melaporkan kasus ini kepada pihak Mabes Polri, bulan Maret 2022,” ungkap Hendri Wilman dalam keterangan persnya di Jakarta, Rabu (30/3) malam.

Dikatakannya, seusai melaporkan terhentinya kasus dugaan malpraktik di Polda Bali ke Mabes Polri di Jakarta, barulah pihak kepolisian Pulau Dewata itu melakukan gelar perkara dengan pemanggilan sejumlah saksi.

“Dari gelar perkara itu keluarlah Surat Perintah Dimulainya Penyidikan (SPDP). Kita akan kawal agar ada penetapan tersangka atas pelaporan dari korban dengan surat nomor: LP/477/XII/2019/Bali/SPKT 6 desember 2019,” pungkasnya.

Sementara itu istri korban, Dina Anggraini, mengatakan, saat suaminya mendapatkan perawatan yang disebabkan gejala jantung, pihak dokter belum bisa menunjukan hasil diagnosanya kepada pihak keluarga dan diharuskan rawat inap

“Kita juga sempat ajukan komplain shower kamar mandinya terlalu deras dan aturan air panas maupun dingin tidak berfungsi. Dua kali komplain tapi tidak ditanggapi pihak rumah sakit,” ujarnya

Diungkapkan Dina, saat suaminya tengah menuju ke kamar mandi dan akan menggunakan shower, Peter terpeleset jatuh dan membentur lantai.

BACA JUGA:   Seorang Pekerja Tewas Terjatuh dari Gondola di Jakpus

“Kemudian suami saya didiagnosa mengalami patah tulang,” sambung Dina

Setelah itu, Dina melanjutkan, suaminya mengalami cacat permanen akibat terlalu banyak suntikan dan obat-obatan, seperti doping yang dapat menyebabkan komplikasi.

“Saya memutuskan untuk meminta rujukan ke Rumah Sakit Elisabeth di Singapura, diagnosanya berbanding terbalik dengan Rumah Sakit BIMC. Diagnosa dari RS Elisabeth menyebutkan tidak ada gejala jantung,” pungkasnya

Artikel Terkait