Johan Pertanyakan Ketegasan Jokowi Hentikan Impor Pangan

Forumterkininews.id, Jakarta- Anggota Komisi IV DPR RI, Fraksi PKS Johan Rosihan mengaku heran dengan kebijakan pemerintah yang terus mengeluarkan izin impor untuk kebutuhan pangan. Padahal Presiden Jokowi sudah menyatakan agar uang rakyat jangan dibelikan produk impor, bahkan terbukti beberapa barang impor dicap sebagai produk dalam negeri.

“Ïni sangat memprihatinkan, negara kita selalu bergantung dengan produk impor. Sepertinya arahan atau himbauan Presiden Jokowi soal bangga menggunakan produksi dalam negeri hanya candaan dan senda gurau belaka. Karena faktanya data impor selalu meningkat setiap tahun” ujar Johan saat dihubungi oleh Forumterkininews.

Akibat impor yang merajalela, petani dalam negeri mengalami banyak kesulitan. Diantaranya harga bahan pangan pokok yang terus melonjak serta naiknya harga pupuk non subsidi. Dan anjloknya produksi lokal akibat beban biaya produksi yang tinggi.

Legislator Senayan itu mencontohkan untuk komoditas cabai dimana pemerintah hanya bisa beralasan faktor cuaca. Padahal minimnya pasokan cabai dari petani karena menurunnya minat petani, dampak dari rendahnya harga pada musim panen sebelumnya.

“Bulan lalu dilakukan impor cabai dengan jumlah sebanyak 1.572 ton yang bernilai US$ 3 juta. Sementara pemerintah tidak mampu mengatasi kurangnya pasokan cabai supaya berasal dari poduksi lokal dengan alasan persoalan cuaca ekstrem,” ungkap Johan.

Politisi PKS ini juga mengatakan anjloknya produksi bawang merah harus dijelaskan oleh pemerintah. Dirinya meminta ketegasan agar tidak dilakukan impor bawang merah saat puasa dan lebaran. Ini karena akan semakin berdampak negatif pada petani bawang.

“Demikian juga dengan Perkiraan total kebutuhan daging sapi dari januari-mei 2022 sebesar 301.466 ton. Lagi-lagi pemerintah melakukan rencana impor pada bulan puasa ini sebesar 103.019 ton,” sesal Johan.

BACA JUGA:   Mahfud MD soal Bursa Cawapres: Belum Waktunya
Paradigma Impor

Legislator Senayan ini menyatakan sebenarnya pemerintah memiliki target produksi daging sapi sebesar 421,4 ribu ton.

“Jika target tersebut tercapai sebetulnya kita tidak perlu impor untuk memenuhi pasokan daging sapi sampai momen lebaran. Persoalan mendasar bagi pemerintah adalah kerja keras memberdayakan potensi peternakan nasional untuk mencapai target produksi daging sapi. Dan berhentilah selalu mengandalkan impor daging,” tukas Johan.

Ia menegaskan adanya Gerakan cinta produk dalam negeri seperti yang disampaikan Presiden Jokowi agar kita berani tidak impor, harusnya dimulai dari sektor Pertanian dan peternakan karena sektor ini merupakan basis ekonomi dari kehidupan petani dan peternak kita.

Wakil rakyat dari dapil NTB 1 ini menyesalkan tentang ketidakberdayaan dan kegagalan pemerintah dalam menghadapi persoalan mahalnya sejumlah komoditas pangan, seperti minyak goreng, kedelai, daging sapi dan cabe.

“Apalagi saat masuknya bulan puasa maka inflasi semakin meningkat, padahal sebelumnya dirinya sudah mengingatkan agar pemerintah bisa mewaspadai gejolak inflasi pangan pada tahun ini,” ungkap Johan.

Artikel Terkait