Jasa Penukaran Uang, Kerja Sampingan dengan Hasil Menggiurkan

Forunterkininews.id, Jakarta- Penyedia jasa penukaran uang mulai terlihat berjejer di depan Terminal Tanjung Priok, Jakarta Utara. Pemandangan ini umum terjadi di bulan Ramadan dan jumlahnya semakin ramai mendekati Idul Fitri.

Meski hanya sebagai profesi sementara, siapa sangka jika omzet menjadi inang-inang cukup menggiurkan. Lani, salah satu Ibu Rumah Tangga asal Sumatera Utara mengaku bisa menukarkan uang Rp 5-10 juta perhari. Kalau ramai, jumlah penukaran uang di lapaknya bisa naik jadi Rp20 juta.

“Sebagian ‘bos’ inang-inang bermodal tinggi bahkan bisa menukarkan uang lebih besar. Sekali melapak, uang sebesar Rp 500 juta bisa ludes dijualnya,” ujarnya kepada Forumterkininews di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (25/4) sore.

Dikatakannya pas ramai paling kalau bank sudah tutup. Bisa sampai Rp 20 juta. Menurut Lani, meningkatnya omzet inang-inang terjadi saat layanan bank sudah tutup sekitar H-3 Lebaran. Menjadi inang-inang dijadikannya pekerjaan sampingan selama bulan Ramadan. Selain omzet yang besar.

“Modal saya saja dikasihkan oleh anak sebesar Rp 10 hingga 20 juta untuk melakukan perkerjaan jasa penukaran uang ini,” ungkap Lani.

10 Persen Biaya Jasa Penukaran Uang

Saat ditanya apakah semua uang tersebut adalah miliknya, Lani pun membenarkan. “Kalo saya pemain solo. Modalnya punya saya,” sambil menunjukkan gepokan uang berbagai pecahan dalam ranselnya.

Lapak milik Lani melayani penukaran uang pecahan Rp 2.000 sampai pecahan Rp 20.000. Uang yang paling diburu masyarakat adalah Rp 5.000, sementara Rp 20.000 kurang laku.

“Paling laris Rp 5.000, makanya kalo Rp 5.000 jarang boleh ditawar. Susah dicarinya juga. Di bank kan paling sering habis Rp 5.000,” terangnya.

Lani pun mengambil untung sekitar Rp 10.000 setiap penukaran Rp 100.000. Tarif tersebut bisa turun jika jumlah uang yang ditukar lebih besar.

BACA JUGA:   Bakal Ada Lapas Khusus Narkoba dengan Keamanan Ketat

“Pernah ada yang nukar Rp 10 juta tadi. Akan tetapi saya cuma ambil untung Rp 400.000 dari harusnya Rp 1 juta,” ungkapnya.

Lebih lanjut Lani mengatakan, jika dalam sehari ada 10 orang yang menukar Rp1.000.000, maka dirinya juga mendapatkan Rp1.000.000.

“Tidak ada kerja di kantoran yang gajinya satu juta per hari, itu makanya saya lakoni pekerjaan ini,” ujar Lani.

Artikel Terkait