Forumterkininews.id, Jakarta – Instagram sedang menguji opsi baru bagi pengguna untuk memverifikasi usia mereka menggunakan video selfie guna menjamin setiap pengguna.
Layanan berbagi foto milik Meta itu mengatakan sedang menguji dua cara baru untuk memverifikasi usia seseorang. Selain memungkinkan mereka untuk mengunggah bukti identitas mereka secara online.
“Ketika kami mengetahui seseorang masih remaja (13-17 tahun), kami memberi mereka pengalaman yang sesuai. Hal ini mencegah kontak yang tidak diinginkan dari orang dewasa yang tidak mereka kenal. Juga membatasi opsi yang dimiliki pengiklan untuk menjangkau mereka,” kata Erica Finkle, direktur tata kelola data di Meta, mengatakan dalam sebuah postingan blog dikutip Metro.co.uk.
“Jika seseorang mencoba mengedit tanggal lahir mereka di Instagram dari usia di bawah 18 hingga 18 tahun atau lebih, kami akan meminta mereka memverifikasi menggunakan tiga opsi. Pertama mengunggah ID mereka. Kedua merekam video selfie, atau bertanya kepada teman bersama. untuk memverifikasi usia mereka. Kami sedang menguji ini sehingga kami dapat memastikan remaja dan orang dewasa berada dalam pengalaman yang tepat untuk kelompok usia mereka,” paparnya.
Pada tahun 2019, Instagram mulai meminta orang untuk memberikan usia mereka saat mendaftar ke layanan tersebut. Aplikasi ini mengharuskan orang berusia minimal 13 tahun untuk mendaftar. Instagram juga telah bermitra dengan Yoti, sebuah perusahaan yang mengkhususkan diri dalam verifikasi usia online untuk memastikan privasi pengguna.
Fitur verifikasi usia baru akan mulai diluncurkan ke pengguna di AS.
Pengguna masih dapat mengunggah formulir ID seperti SIM atau KTP untuk memverifikasi usia mereka. Meta mengatakan bahwa ID akan disimpan dengan aman di server mereka dan akan dihapus dalam waktu 30 hari. Langkah itu dilakukan setelah Instagram menghentikan peluncuran Instagram Kids tahun lalu, setelah menerima kritik dan tentangan untuk proyek tersebut.
Instagram Kids disebut-sebut membutuhkan izin orang tua untuk bergabung, dan seharusnya menyediakan konten bebas iklan, sesuai usia, tetapi anggota parlemen AS dan kelompok advokasi mendesak perusahaan untuk membatalkan rencana peluncurannya, dengan alasan masalah keamanan,
