Rusia dan Ukraina Sudah Lelah, Jokowi Berpotensi Upayakan Gencatan Senjata

Forumterkininews.id, Jakarta – Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Prof Hikmahanto Juwana mengatakan probabilitas kunjungan Presiden Joko Widodo ke Kiev dan Moskow untuk mengupayakan gencatan senjata dan mengakhiri tragedi kemanusiaan sangatlah besar.

Hal itu lantaran didukung sejumlah faktor, antara lain Rusia dan Ukraina saat ini tengah dalam kondisi lelah berperang.

“Rusia yang menargetkan operasi militer khusus berlangsung cepat namun hingga sekarang belum berakhir. Demikian pula Ukraina telah banyak menderita akibat serangan ini yang memunculkan tragedi kemanusiaan,” ujarnya kepada Forumterkininews.id, Sabtu (25/6).

Selain itu, legitimasi dari kedua pemimpin di masyarakat masing-masing semakin tergerus. Legitimasi yang kuat bagi kedua pemimpin dari masyarakat masing-masing di awal serangan mulai memudar mengingat perang tidak berpihak pada rakyat.

“Saat ini Rusia dan Ukraina sedang mencari jalan untuk mengakhiri perang namun secara bermartabat. Mereka tidak ingin kehilangan muka. Bila Rusia menghentikan serangan secara sepihak ini akan berakibat pada hilangnya muka Presiden Putin dan Rusia,” tandasnya.

Hingga saat ini tambahnya, tidak ada negara yang berinisiatif untuk mengupayakan gencatan senjata. Turki dan Israel pernah mengupayakan namun gagal karena saat itu kedua negara masih bersemangat untuk berkonflik dengan menggunakan senjata.

“Terakhir, gencatan senjata bila terjadi harus dimulai dari Rusia. Apakah Rusia berkeinginan untuk menghentikan serangan?,”tegasnya lagi.

Rektor Universitas Jenderal Ahmad Yani itu mengungkapkan, ada indikasi bahwa Rusia hendak menghentikan serangan karena Rusia bersedia menerima kunjungan Presiden Jokowi meski Rusia tahu Indonesia adalah ko-sponsor dari sebuah Resolusi Majelis Umum PBB yang disponsori oleh Amerika Serikat yang mana mengutuk serangan Rusia sebagai suatu agresi.

“Bila Rusia tidak memiliki keinginan untuk menghentikan perang tentu Rusia akan menolak kehadiran Presiden Jokowi yang menganggap Indonesia telah berpihak pada AS dan sekutunya,” tutupnya.

Artikel Terkait