Komisi X DPR Pertanyakan Tindakan Represif Aparat pada Tragedi Kanjuruhan

Forumterkininews.id, Jakarta - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf mempertanyakan tindakan represif aparat dalam tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan nyawa.

Dijelaskan Dede, dirinya amat menyayangkan penggunaan gas air mata pada pertandingan derbi Jawa Timur itu. Karena  sudah sejak lama, FIFA melarang penggunaan gas air mata itu di arena pertandingan.

“Mengapa aparat menggunakan kekerasan yang begitu represif, bahkan menggunakan gas air mata,” kata Dede, dalam keterangan resminya, Rabu (5/10),

Menurutnya, hal itu adalah sebuah bencana bagi dunia olahraga. Banyak orangtua kehilangan anaknya, anak-anak kehilangan orangtuanya, dan tidak sedikit korban jiwa datang dari generasi muda harapan bangsa.

Ia pun mendesak adanya pertanggungjawaban dari stakeholder terkait. Khususnya, kata Dede, pihak-pihak yang terlibat pada penyelenggaraan pertandingan tersebut.

“Kita tidak boleh selesai hanya sampai dukacita. Harus ada yang tanggung jawab. Panitia pelaksana, PSSI, lantas aparat atas tindakan represifnya hingga sampai seperti itu,” tegasnya

Seperti diketahui, peristiwa maut yang terjadi pada 1 Oktober lalu itu tercatat menjadi tragedi yang menelan korban jiwa terbesar kedua dalam sejarah kerusuhan di stadion sepakbola.

Total ada 448 korban dalam Tragedi Kanjuruhan dengan rincian 302 orang mengalami luka ringan, 21 orang luka berat, dan 125 orang meninggal dunia. Kabar terbaru, jumlah korban kini pun bertambah.

Dalam tragedi itu,  pihak kepolisian menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk ke lapangan usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 itu.

Bahkan gas air mata juga ditembakkan ke bangku tribun sehingga membuat penonton berlarian berusaha keluar dari stadion.

Artikel Terkait