Forumterkininews.id, Jakarta – Bahasa Minangkabau tidak hanya menjadi simbol bagi orang Minang, tetapi juga menjadi landasan utama berkomunikasi dalam kehidupan.
Menurut sastrawan Minangkabau, Ali Akbar Navis, dalam bahasa Minangkabau terdapat langgam kato (langgam kata), yang berarti kesantunan berbahasa. Atau tata krama sehari-hari antara sesama orang Minang sesuai status sosial masing-masing.
Penggunaan langgam tersebut tidak ada perbedaan antara bahasa bangsawan dengan bahasa rakyat, tetapi perbedaan pemakaiannya ditentukan dengan siapa mereka bertutur.
Ada empat langgam yang dipakai oleh orang Minang, yaitu kato mandaki (kata mendaki), kato malereang (kata melereng), kato manurun (kata menurun), dan kato mandata (kata mendatar).
Kato MandakiÂÂ
Merupakan bahasa yang digunakan untuk berbicara dengan orang yang lebih dewasa atau yang dihormati. Seperti antara anak dengan orang tua, dan murid dengan guru.
Kato Malereang
Merupakan bahasa yang digunakan untuk lawan bicara yang disegani dan dihormati secara adat dan budaya. Pemakaian tata bahasanya rapi, tetapi lebih banyak menggunakan peribahasa, seperti perumpaan, kiasan atau sindiran. Kata ganti orang pertama, kedua, dan ketiga juga bersifat khusus.
Kato Manurun
Bahasa yang digunakan untuk lawan bicara yang lebih muda seperti membujuk pada anak kecil, mamak pada kemenakannya, guru kepada murid, dan atasan kepada bawahan.
Kato Mandata
Bahasa yang digunakan dalam komunikasi biasa dengan lawan bicara yang seusia dan sederajat. Kato mandata ini juga digunakan oleh orang yang status sosialnya sama dan memiliki hubungan yang akrab. Pemakaian bahasanya yang lazim adalah bahasa slang. Tata bahasanya lebih cenderung memakai suku kata terakhir atau kata-katanya tidak lengkap dan kalimatnya pendek.
Bahasa Minangkabau tidak hanya melambangkan orang Minang, tetapi juga mengajarkan kesantunan dalam berkomunikasi.
Pelestarian budaya tau jo nan ampek ini akan memberikan sumbangan positif terhadap pembangunan karakter di masa datang. Kesantunan berbahasa dimulai dari keluarga.
Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, selain sebagai sarana komunikasi, bahasa juga menjadi nilai kesopanan seseorang.
Di Indonesia terdapat beragam bahasa daerah yang memiliki kekhasan dan aturan tata krama yang sudah diatur sesuai dengan tradisi dan adat istiadat. Salah satu di antara bahasa daerah yang mempunyai aturan tata krama tersebut adalah bahasa Minangkabau.
Aturan itulah yang menjadi pengikat antara masyarakat penggunanya dengan budaya atau tradisi yang sudah ada. Budaya dalam masyarakat dapat dijadikan sebagai dasar pembentuk kepribadian seseorang.
Tidak dapat disangkal bahwa bahasa dengan budaya adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Santun atau tidaknya seseorang dapat dilihat dari bahasa yang digunakannya.