Forumterkininews.id, Jakarta – Indonesia Police Watch (IPW) menyampaikan keprihatinan setelah adanya hasil survei yang dilakukan lembaga Poltracking, yang menunjukan Polri mendapatkan hasil terendah terkait kepercayaan publik.
Hal itu disebabkan kasus Ferdy Sambo, Teddy Minahasa dan masalah yang menjerat perwira tinggi (Pati) lainnya.
Ketua IPW, Sugeng Teguh Santoso mengatakan pihaknya meminta Kapolri Jendral Pol Listyo Sigit menyelesaikan kasus yang ada. Terutama terkait kasus perwira tinggi (Pati) agar kepercayaan publik naik kepada instansi Polri
“IPW meminta pak Kapolri memberikan perhatian penyelesaian kasus terkait pelanggaran oleh perwira tinggi polri. Itu harus lugas dan cepat, tidak ada tindakan melindungi, menutup-nutupi atau bersikap transparan dan pengusutannya juga harus akuntabel,†kata Sugeng dalam keterangannya, Senin (12/12).
Ia mengatakan turunnya kepercayaan publik kepada Polri diakibatkan pemberitaan terkait kasus perwira tinggi (Pati) Polri. Dimana banyak perwira Polri terjerat kasus menjelang akhir tahun 2022.
“Kasus-kasus yang menimpa oknum Polri, diantaranya Ferdy Sambo. Kemudian kasus Teddy Minahasa dan juga kasus tambang yang menyeret nama perwira tinggi Polri yang diduga menerima uang. Diduga gratifikasi dan suap,†tuturnya.
Selain itu, Sugeng menyampaikan bahwa jelang akhirn tahun ini, IPW meminta kepada Kapolri untuk memberikan perhatian dan membenahi terkait reserse. Karena tindakan oknum reserse sering sekali dilihat oleh publik.
Sebelumnya, dalam Survei Nasional Proyeksi Ekonomi Politik Nasional: Catatan Akhir Tahun Kinerja Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf 2022 Polri mendapatkan peringkat terendah dalam urusan kepercayaan publik.
Diketahui, survei Poltracking Indonesia dilakukan pada 21-27 November 2022 dengan jumlah responden 1.220 orang. Metode pengambilan sampel menggunakan multistage random sampling. Dimana tingkat kesalahan (margin of error) +/- 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Institusi kepolisian atau Polri dalam survei ini berada diposisi terbawah dengan tingkat kepuasan diangka 52,6 persen dengan responden yang tidak percaya sebanyak 26,9 persen, lalu yang tidak tau sebanyak 20,5 persen. []
