Ahli Hukum Pidana Sebut Orang yang Berbohong Tidak Layak Dapat Justice Collaborator

Forumterkininews.id, Jakarta – Ahli Hukum Pidana, Elwi Danil menyebutkan jika seseorang yang berbohong saat dilakukan pemeriksaan tidak layak mendapatkan status justice collaborator.

Hal ini diungkapkan dirinya saat hadir sebagai saksi ahli meringankan dalam sidang lanjutan terdakwa Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, pada Selasa (27/12).

Awalnya tim kuasa hukum Putri Candrawathi, Febri Diansyah menanyakan terkait kepantasan seseorang yang berbohong mendapatkan status justice collaborator.

“Apakah seseorang yang pernah berbohong dalam proses pemeriksaan pidana, bisa lebih dari satu kali bohongnya. Kemudian dia juga memberikan keterangan di persidangan secara tidak konsisten, apakah org seperti ini pantas menjadi JC?,” tanya Febri.

Kemudian Elwi menjelaskan bahwa seseorang yang mendapatkan status justice collaborator tidak dapat diterima. Dia juga tidak layak dihadirkan di persidangan jika majelis hakim menolak status seseorang tersebut.

“Mohon izin yang mulia, karena kalau seperti itu tentu yang mulia lah nanti yang akan memberikan penilaian. Karena sekalipun orang itu diusulkan untuk menjadi JC kalau seandainya majelis hakim menolak dia untuk menjadi JC dengan alasan sering berbohong. Perilakunya tidak baik dan sebagainya. Itu tentu dia tidak bisa diterima dan tidak layak untuk dihadirkan di persidangan sebagai JC,” jawab Elwi.

Tingkat Kejujuran Bharada E Tinggi

Sebelumnya, ahli Psikologi Klinik Dewasa, Liza Marielly menyebutkan bahwa Bharada E memiliki tingkat kejujuran yang cukup tinggi. Berdasarkan hasil tes pemeriksaan usai insiden penembakan Brigadir J.

Hal ini diungkapkan dirinya saat hadir sebagai saksi meringankan dalam sidang lanjutan terhadap Bharada E, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, pada Senin (26/12).

Awalnya Kuasa Hukum Bharada E, Ronny Talapessy menanyakan tentang kejujuran kliennya pasca insiden penembakan yang menewaskan Brigadir J.

BACA JUGA:   Pelaku Gunakan Sepeda Motor Saat Buang Wanita dalam Karung

“Menurut ahli, apakah Richard berkata jujur atau tidak?,” tanya Ronny.

Kemudian Liza menjawab bahwa berdasarkan hasil tes Minessota Motivatic Personality Inventory (MNPI) Bharada E  memiliki hasil tes yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan.

“Hasil tes kita juga ada yg namanya MNPI dimana dalam alat tes inventory tersebut kita akan mendetect level kebohongan. Dan semua berada pada hasil yang baik, dalam arti Richard berkata dengan jujur, hasil asesmennya bisa dipertanggungjawabkan,” jawab Liza.

Selain itu ia juga menyebutkan bahwa berdasarkan hasil tes anamnesa (wawancara), Bharada E memiliki tingkat kejujuran yang cukup tinggi.

“Kalau psikologi klinis itu tidak hanya dari satu asesmen tapi kita juga melakukan anamnesa. Itu ada yang auto langsung dengan individunya. Dalam hal ini adalah Richard ada juga anamnesa yaitu dengan orang tuanya. Dari hasil wawancara tersebut, hasil observasi, semua ada tanda yanh menunjukkan ada tingkat kejujuran yang cukup tinggi,” kata Liza.

“Dalam arti ceritanya runut. Kemudian gestur tubuhnya juga kita bisa membedakan mana gestur yang sedang berbohong atau tidak benar, mana gestur yang mengatakan kejujuran. Kemudian setelah itu kita cross check dengan pihak orang tua walaupun di waktu dan tempat yang berbeda tetapi dua-duanya kurang lebih mengatakan hal yang sama,” lanjut Liza.

Artikel Terkait