Dokter Anak Tak Sarankan Lato-Lato Dimainkan Balita

Forumterkininews.id, Jakarta – Sejumlah daerah di Indonesia sedang viral permainan lato-lato. Terkait hal ini dokter spesialis tumbuh kembang anak menyarankan bayi dibawah usia lima tahun (balita) tidak bermain lato-lato. Pasalnya kemampuan motorik yang dimiliki seorang anak belum sempurna.

“Kemampuan motoriknya belum baik sehingga dapat menyebabkan dirinya kena bola, lebam-lebam, karena saking kencang dan terlepas (bola),” kata Dokter Bernie Endyarni Medise, dilansir dari Antara, Minggu (14/1).

Lebih lanjut Ketua Bidang 3 Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tersebut menyarankan orangtua harus mempertimbangkan sejumlah hal sebelum membolehkan anak memainkan lato-lato, salah satunya adalah kemampuan motorik halus mereka sudah mumpuni.

“Kemampuan motorik halus melingkupi keterampilan fisik melibatkan gerakan yang menuntut koordinasi mata dan tangan,” ucap Barnie.

Sementara itu permainan lato-lato sebenarnya juga dapat melatih daerah tangan, dari lengan sampai jari-jari dan melatih tangan bergerak.

Permainan yang pernah populer pada tahun 1960 hingga 1970-an itu juga melatih ketepatan yakni bagaimana seorang anak bisa memperkirakan bola ini bisa bertemu, konsentrasi dan keseimbangan.

“Selain kemampuan, pertimbangan lain membolehkan anak-anak memainkan lato-lato yakni saat mereka sudah paham kala mendapatkan edukasi khususnya cara bermain dengan aman dan bahayanya,” ucap Barnie.

Bernie menuturkan, anak usia sekolah dan remaja termasuk yang dibolehkan memainkannya. Karena tahu bahayanya dan memiliki kemampuan untuk mengontrol yakni motor halus dan kasar. Mereka juga mengerti apa yang disampaikan orangtua tentang bahaya dan bagaimana cara bermain yang benar.

“Pada usia sekolah atau usia remaja tentunya boleh. Tetapi, ada pendampingan orangtua. Jadi anak mengerti. Atau kalau belum terampil jangan terlalu kencang dulu nanti bisa mencederai diri sendiri,” kata Bernie.

BACA JUGA:   Jaksa Agung Minta Anak Buahnya Menjaga Iklim Investasi

Di sisi lain, orangtua perlu tetap melakukan pendampingan serta memilih bahan lato-lato agar tak membahayakan anak, semisal bukan dari bahan mudah pecah seperti di masa lalu. Bernie mengatakan, jika semakin cepat dan kuat kedua bola berbahan mudah pecah dibenturkan, maka akan menyebabkan menyebabkan luka.

“Dulu dibuat dari glass, kemudian diganti dengan bahan yang lebih aman. Kalau bahannya aman itu tidak apa-apa. Bagaimana bisa menyebabkan lebam? Kalau mengenai tubuh anak itu akan mudah lebam,” tutup Barnie.

Artikel Terkait