Ada Petir saat Gunungapi Erupsi, Ternyata Ini Pemicunya

FTNews – Indonesia di kelilingi 127 gunung berapi aktif. Saat erupsi ada beberapa gunungapi yang memunculkan petir yang sangat terang di antara gumpalan awan hitam. Ada beberapa penyebab fenomena petir vulkanik ini terjadi. Salah satunya karena reaksi elektrostatis.

Melansir berbagai sumber, ketika gunung berapi meletus, tidak hanya mengeluarkan letusan magma dan abu, tapi juga memproduksi petir yang spektakuler.

Fenomena alam ini bernama petir vulkanik atau volcanic lightning. Istilah lain untuk menyebutnya adalah dry thunderstorm.

Petir vulkanik terjadi ketika partikel-partikel abu vulkanik oleh letusan gunung berapi menghasilkan muatan listrik.

Saat letusan terjadi, kolom abu vulkanik akan terlempar ke atmosfer, membentuk awan tumbuk yang mengandung partikel bermuatan.

Kemudian, partikel-partikel ini akan bergerak dengan kecepatan yang tinggi dan akan bertumbukan satu sama lain. Saat bertumbukan, mereka bisa memicu reaksi elektrostatis yang menyebabkan muatan listrik terpisah.

Kondisi seperti inilah yang bisa menciptakan pemandangan yang mirip dengan pembentukan petir di awan badai.

Badai petir dengan intensitas tinggi di gunung api bisa terjadi selama letusan gunung berapi skalanya juga cukup besar.

Letusan Gunung Sinabung. Foto: Antara

Fase Produksi Petir

Para ilmuwan telah melakukan identifikasi adanya dua fase produksi petir selama letusan hebat gunung berapi.

Tahap pertama disebut fase erupsi, terjadi setelah kawah meletus. Fase letusan petir disebabkan oleh lontaran partikel bermuatan positif.

Selanjutnya pada tahap kedua, fase bulu-bulu abu yang memecah dan menabrak partikel abu vulkanik yang menghasilkan listrik statis.

Partikel abu biasanya diisi dan bertabrakan memisahkan muatan. Berbagai proses bisa memisahkan muatan positif dan negatif.

Setelah pemisahan muatan terlalu kuat, maka listrik bisa mengalir menghasilkan petir untuk memisahkan kedua muatan.

BACA JUGA:   Petinggi Media Sosial Ternama Dipanggil ke Pengadilan, Ada Apa?

Petir vulkanik dapat terjadi dalam dua bentuk utama. Pertama ada petir intra-awan dan petir ekstra-awan.

Petir intra-awan terjadi dalam kolom abu vulkanik. Petir ekstra-awan terjadi ketika muatan listrik mencapai lapisan atmosfer lebih tinggi.

Kedua jenis petir ini memiliki cahaya yang terang dan cemerlang, seringkali menghasilkan kilatan yang spektakuler di langit.

Sederhananya, partikel abu vulkanik berfungsi sebagai inti pembentuk petir. Menarik muatan listrik dan menciptakan tegangan listrik.

Faktor Pembentuk Petir Vulkanik

Ternyata ketinggian abu dan suhu atmosfer memengaruhi pembentukan petir vulkanik ini. Kalau gumpalan atau kolom abunya tinggi, maka semakin besar pula potensi terjadinya pembentukan petir.

Ini karena partikel abu memiliki lebih banyak waktu dan jarak untuk berinteraksi dan saling bertumbukan satu sama lain.

Selain itu, kondisi dan suhu atmosfer juga dapat memengaruhi pembentukan petir vulkanik saat gunung api meletus.

Semakin dingin suhu yang ada di atmosfer, maka semakin tinggi pula aktivitas petir vulkanik yang akan terjadi.

Medan listrik alam yang ada sebelum letusan gunung berapi juga dapat berperan dalam pembentukan petir vulkanik.

Medan listrik ini dapat memengaruhi perilaku dan pergerakan partikel-partikel abu vulkanik di udara.

Di Indonesia, petir vulkanik pernah terjadi saat erupsi Gunung Galunggung (1982), Gunung Rinjani (1994), hingga Gunung Sinabung (2014). Terbaru saat erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara pada Selasa 16 April 2024.

Artikel Terkait

Patch Update Wasteland Storm di Garena Undawn Bakal Hadir 19 September

Garena Undawn akan merilis pembaruan patch update Wasteland Storm...

Cek Nomor HP, Ada Aplikasi Selain GetContact

FT News – Akun Fufufafa semakin ramai diperbincangkan oleh...

Bukan Google, Gen Z Mulai Gunakan Aplikasi Lain Mencari Informasi di Internet

FT News – Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa Gen...