Adakah Hubungan Kesehatan Mental dengan Media Sosial?

FTNews – Hari gini, siapa yang tidak menggunakan media sosial (medsos)? Menurut Data Reportal, terdapat sebanyak 5,07 miliar pengguna media sosial di seluruh dunia, per April 2024. Orang-orang memamerkan kehidupan mereka ataupun perusahaan-perusahaan mempromosikan produk mereka melalui medsos. Namun, muncul sebuah pertanyaan, yaitu adakah hubungan antara kesehatan mental dengan media sosial?

Dalam Jurnal Current Opinion in Psychology, sebuah penelitian meneliti hubungan tersebut. Lebih tepatnya, dengan kesehatan mental para remaja. Di mana, penggunaan media sosial ini sudah marak di kalangan remaja. Selain itu, masa-masa remaja merupakan masa yang paling labil untuk mereka.

Banyak yang mengatakan bahwa medsos menyediakan kesempatan bagi para remaja untuk melakukan hal-hal yang riskan. Juga, mengikuti komunitas yang “aneh” dan berinteraksi dengan orang asing tanpa sepengetahuan orang tua. Hal tersebut yang membuat para orang tua, pembuat kebijakan, dan peneliti tertarik untuk meneliti hubungan antara penggunaan medsos dan kesehatan mental.

Hasil Penelitian

Ilustrasi anak-anak bermain media sosial. Foto: canva

Berdasarkan hasil penelitian ini, mungkin tidak sesuai dengan semua orang harapkan. Di mana, adanya inkonsistensi dalam pembuktian hubungan kesehatan mental dengan media sosial. 

Beberapa penelitian yang telah mereka teliti mengatakan bahwa banyak hasil penelitian tersebut menunjukan hubungan tersebut sangat kecil atau sedang. Hanya beberapa yang mengkategorikan bahwa hubungan tersebut sangat serius, substansial, dan merugikan.

“Apa yang sering diabaikan dalam perdebatan semacam ini adalah bahwa besaran dampaknya memang benar adanya: statistik yang diamati pada tingkat agregat. Statistik tersebut biasanya berasal dari sampel remaja heterogen yang mungkin sangat berbeda dalam kerentanan mereka terhadap pengaruh pengaruh lingkungan pada umumnya dan pengaruh media pada khususnya,” tulis mereka.

Seperti pada penelitian dari International Review of Psychiatry, yang mengatakan bahwa adanya hubungan antara kedua hal tersebut. Di mana, mereka mengatakan bahwa penggunaan media sosial dapat menyebabkan depresi bagi para pengguna remaja. Bahkan, hingga menjadi penyebab keinginan untuk bunuh diri pada remaja.

BACA JUGA:   Pencuri Tokonya Berhasil Ditangkap, Ruben Onsu Beri Apresiasi

Sementara itu, penelitian dari Jurnal Nature Human Behaviour mengatakan bahwa dampak penggunaan teknologi pada remaja sangatlah kecil. Sehingga, hal ini berkontradiksi dari penelitian dari International Review of Psychiatry.

Hal tersebut merupakan akibat dari setiap remaja yang memiliki disposisional, konteks-sosial, dan faktor situasional yang unik. Sehingga, menimbulkan hasil penelitian mengenai hubungan kesehatan mental dengan penggunaan media sosial yang berbeda-beda.

“Jika kita menerima proposisi teori kerentanan spesifik media, masuk akal untuk berasumsi bahwa kesimpulan optimis dan pesimistis mengenai dampak penggunaan media sosial adalah valid. Namun, keduanya hanya merujuk pada remaja yang berbeda,” ungkap mereka.

Artikel Terkait

Nasib Hubungan Dinar Candy Usai Ko Apex Tersangkut Kasus, Putus?

Nasib hubungan Dinar Candy dan Ko Apex dipertanyakan usai...

Sampai Jual Aset, Dinar Candy Terancam Kehilangan Rp 7 Miliar

Dinar Candy terancam kehilangan Rp 7 miliar. Uang tersebut...

Fiersa Besari Rehat Manggung: Nggak Tau Sampai Kapan

Fiersa Besari memutuskan vakum dari dunia musik. Keputusan ini...