Asal Usul Kue Bakul, Kue Khas Imlek yang Penuh Makna
Lifestyle

Kue Bakul, yang dikenal sebagai salah satu sajian khas saat perayaan Imlek, tidak hanya memiliki cita rasa yang lezat, tetapi juga mengandung makna dan simbolisme yang dalam. Kue ini sering disajikan di meja persembahan saat perayaan Tahun Baru Imlek sebagai wujud harapan untuk kehidupan yang lebih baik dan berkah yang melimpah.
Kue Bakul, dalam bahasa Hokkien disebut "kue bakul" atau "nian gao" dalam bahasa Mandarin, terbuat dari bahan dasar ketan yang dimasak dengan gula merah dan air, kemudian dipadatkan dalam cetakan berbentuk bulat atau persegi.
Teksturnya kenyal dan manis, menjadikannya camilan favorit selama perayaan Imlek.
Baca Juga: Imlek, Ribuan Tiket Kereta Ludes untuk Tiga Hari ke Depan
Asal Usul Kue Bakul:
Kue Bakul berasal dari tradisi Tiongkok yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Nama "nian gao" dalam bahasa Mandarin memiliki arti "kue tahun" atau "kue panjang umur", yang menggambarkan harapan agar kehidupan dan rezeki semakin meningkat di tahun yang baru.
Dalam bahasa Hokkien, "bakul" merujuk pada keranjang atau wadah, yang melambangkan kekayaan dan keberuntungan yang penuh. Oleh karena itu, kue ini dipercaya dapat membawa berkah bagi keluarga yang menyajikannya.
Baca Juga: Momen Hendra Kurniawan Rayakan Imlek Bareng Keluarga, Eks Anak Buah Ferdy Sambo Kini Lebih Bahagia
Kue Bakul juga dikaitkan dengan legenda kuno yang mengisahkan tentang dewa-dewa yang memberi kemakmuran dan keberuntungan bagi masyarakat. Dulu, kue ini sering dijadikan persembahan untuk dewa-dewa dalam upacara keagamaan di kuil-kuil Tionghoa.
Namun, seiring berjalannya waktu, kue ini menjadi sajian khas yang tak terpisahkan dari perayaan Imlek di rumah-rumah warga Tionghoa.
Simbolisme Kue Bakul:
Kue Bakul memiliki banyak simbolisme penting dalam budaya Tionghoa. Tekstur kenyal dan padat dari kue ini melambangkan keteguhan dan kesabaran serta harapan agar rezeki semakin "padat" dan tidak mudah terbuang.
Selain itu, warna cokelat kemerahan pada kue tersebut juga sering dihubungkan dengan simbol keberuntungan dan kebahagiaan.
Di beberapa daerah, kue ini bahkan dimakan bersama dengan bahan makanan lain seperti kelapa parut atau dimasak dengan tambahan air jeruk, yang memberikan rasa yang lebih kaya.
Kue Bakul tidak hanya dinikmati di rumah, tetapi juga sering dibagikan kepada keluarga dan teman-teman sebagai tanda kasih sayang dan saling mendoakan kebahagiaan.
Dengan cita rasa yang khas dan makna yang mendalam, Kue Bakul tetap menjadi salah satu tradisi yang memperkaya perayaan Imlek, menjaga keberlanjutan budaya, serta mempererat hubungan antar keluarga dan komunitas.