Augie Fantinus Bicara Blak-blakan soal Dunia Tarkam yang Jarang Disorot
Aktor sekaligus presenter Augie Fantinus membagikan pandangannya mengenai dunia sepak bola antarkampung atau tarkam yang selama ini lekat dengan kehidupan masyarakat. Di balik atmosfer pertandingan yang meriah dan penuh euforia, Augie menilai ada berbagai realita yang jarang diketahui publik.
Hal tersebut disampaikan Augie saat ditemui di kawasan Karang Tengah, Tangerang, Selasa (16/12/2025). Meski tidak terjun langsung sebagai pemain, ia mengaku cukup memahami dinamika sepak bola tarkam dari pengalaman pribadi serta cerita orang-orang terdekatnya.
Kedekatan Augie Fantinus dengan Dunia Tarkam
Baca Juga: Augie Fantinus Bongkar Kisah Menarik Sepak Bola Tarkam di Film Terbarunya
Augie Fantinus (Instagram)
Augie mengungkapkan, pengetahuannya mengenai sepak bola tarkam berasal dari pergaulannya dengan sejumlah rekan yang aktif di dunia tersebut. Salah satunya adalah Agen Agung, sosok yang sudah lama dikenalnya melalui aktivitas bermain sepak bola bersama.
Dari lingkungan itu, Augie memahami bahwa sepak bola tarkam bukan sekadar pertandingan antarkampung biasa. Kompetisi ini kerap menjadi wadah berkumpulnya mantan pemain liga profesional hingga pesepak bola yang sudah tidak lagi berkiprah di level elite.
Hadiah Besar dan Budaya Jual Beli Pemain
Menurut Augie, salah satu daya tarik utama sepak bola tarkam terletak pada nilai ekonomi yang ditawarkan. Tidak sedikit turnamen tarkam yang menyediakan hadiah uang dengan nominal fantastis bagi tim pemenang.
Selain itu, praktik peminjaman hingga “jual beli” pemain menjadi hal yang lumrah. Pemain biasanya mendapatkan bayaran tampil, bonus gol, hingga pembagian hadiah kemenangan secara tunai. Fenomena ini, kata Augie, sudah menjadi bagian dari budaya sepak bola akar rumput di berbagai daerah.
Euforia Tinggi, Risiko Cedera Mengintai
Augie Fantinus (Instagram)
Meski seru dan penuh gairah, Augie tak menutup mata terhadap sisi gelap sepak bola tarkam. Ia menilai intensitas permainan yang tinggi kerap tidak diimbangi dengan standar keamanan yang memadai.
Kontak fisik yang keras membuat risiko cedera serius menjadi ancaman nyata bagi para pemain. Minimnya pengawasan medis serta regulasi pertandingan dinilai memperbesar potensi bahaya di lapangan.
Namun demikian, Augie menegaskan bahwa sepak bola tarkam tetap memiliki nilai sosial yang kuat. Bagi banyak masyarakat, tarkam bukan sekadar pertandingan, melainkan ruang berkumpul, hiburan rakyat, sekaligus cerminan semangat kebersamaan dari akar rumput sepak bola Indonesia.
