Begini Cara Ridwan Kamil Buat Budaya Betawi Meresap ke Gen-Z

FT News – Ridwan Kamil berencana menerapkan karakter budaya Betawi dalam pendidikan jika terpilih.

Hal ini disampaikan saat dirinya menghadiri deklarasi Gerbang Betawi atau Gerakan Membangun Budaya Betawi di Rawa Bunga, Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat (6/9).

Calon Gubernur Jakarta dari Koalisi Jakarta Baru mengaku sudah melakukan hal yang sama saat dirinya menjadi Gubernur Jawa Barat.

Calon Gubernur Jakarta Ridwan Kamil saat menghadiri deklarasi Gerbang Betawi atau Gerakan Membangun Budaya Betawi di Rawa Bunga, Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat (6/9). FTNews / Muhamad Nur Alfiyan

 

“Sebelum kesini, sudah bikin namanya Bapak-Ibu pendidikan karakter berbasis budaya di sekolah-sekolah SMA,” katanya kepada wartawan.

Kala itu, Politikus Golkar ini mengimplementasikan budaya Sunda dalam pendidikan di Jawa Barat, hingga menarik perhatian pemerintah Singapura,

“Karena dulu di Jawa Barat budaya Sunda, ya tentunya berbasis budaya Sunda,” ucapnya.

Kini, dia berkomitmen untuk membawa nilai-nilai budaya Betawi ke dalam keseharian anak-anak muda Jakarta.

“Ada nilai-nilai. Nah sekarang, karena saya sudah melakukan, insyaallah Bapak-Ibu ya, nanti kita akan terapkan karakter budaya Betawi itu ke dalam keseharian anak-anak muda calon penerus kita,” tegasnya.

Calon Gubernur Jakarta Ridwan Kamil memberikan keterangan kepada awak media setelah menghadiri deklarasi Gerbang Betawi atau Gerakan Membangun Budaya Betawi di Rawa Bunga, Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat (6/9). FTNews / Muhamad Nur Alfiyan

 

Mantan Wali Kota Bandung ini juga mengungkapkan beberapa perbedaan dirinya dibandingkan calon gubernur lainnya.

“Perbedaan saya dengan calon gubernur yang lain, saya sudah bekerja sebagai pemimpin masyarakat dua kali,” ucapnya.

Ia menjelaskan bahwa pengalamannya dalam mengurus 2,5 juta penduduk di Bandung dan 50 juta penduduk selama pandemi COVID-19 di Jawa Barat membekali dirinya dengan pemahaman mendalam mengenai respons cepat terhadap permasalahan masyarakat.

“Jadi pengalaman dua kali sepuluh tahun itu total, kami paham bagaimana harus cepat dalam merespons permasalahan masyarakat, harus peduli, harus berkeadilan, yang kecil diurus, yang besar kita perbesar,” jelasnya.

Artikel Terkait