Biografi Siti Hartati, Istri Murdaya Poo yang Namanya Diberi Langsung oleh Sukarno
Sosial Budaya

Pengusaha besar Indonesia Murdaya Widyawimarta Poo atau biasa dipanggil Murdaya Poo meninggal dunia pada 7 April 2025 di Singapura. Murdaya Poo meninggal dunia di usia 79 tahun karena komplikasi kanker.
Belakangan prosesi kremasi jenazah Murdaya Poo hingga saat ini masih menimbulkan polemik karena ada penolakan dari warga Magelang. Penolakan warga didasari kekhawatiran terhadap dampak lingkungan, kesehatan, serta kenyamanan sosial karena lokasi kremasi dekat pemukiman warga.
Jenazah Murdaya Poo masih disemayamkan di Vihara Griya Vipasana Avalokitesvara (GVA) Mendut, Magelang hingga 6 Mei 2025. Proses kremasi direncanakan pada tanggal 7 Mei 2025 di Vihara Graha Padmasambhava, Dusun Ngaran, Kecamatan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Baca Juga: Sosok Murdaya Poo, dari Penjual Koran hingga Jadi Konglomerat yang Tutup Usia di Singapura
Murdaya Poo meningalkan satu istri dan empat orang anak. Istrinya juga merupakan seorang pengusaha dan politisi bernama Siti Hartati Murdaya. Sedangkan keempat anaknya Prajna Murdaya, Metta Murdaya, Upekkha Murdaya, dan Karuna Murdaya.
Siti Hartati Murdaya (Chow Lie Ing) lahir di Jakarta pada 29 Agustus 1946. Dia adalah seorang pengusaha, politikus, dan juga tokoh Buddha Indonesia.
Hartarti Murdaya lahir dengan nama Siti Hartati Tjakra. Nama Hartati merupakan pemberian dari Presiden pertama RI Ir Sukarno.
Baca Juga: Kisruh Penolakan Kremasi Murdaya Poo Oleh Warga Magelang Belum Menemukan Kesepakatan
Ayah Hartati yakni Tjakra Bhudi dahulu merupakan seorang jurnalis yang ditugaskan ke Indonesia untuk meliput berita hingga kemudian beralih menjadi pengusaha kayu. Hartati merupakan putri sulung dari tujuh bersaudara, ia memiliki lima orang adik perempuan dan satu orang adik laki–laki.
Siti Hartati memperoleh pendidikan tinggi di Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti Jakarta yang saat itu bernama Res Publica dan lulus tahun 1971. Dia juga lulusan Stanford University lulus tahun 1982 dan
National University of Singapore lulus tahun 1984.
Menurut majalah Forbes, Hartati Murdaya merupakan perempuan terkaya se-Indonesia dengan kekayaan ditaksir sekitar Rp 20,3 Trilliun atau 1,4 Milyar USD.
Awal bisnisnya dimulai dari usaha alat kelistrikan dan genset di bawah bendara PT Kencana Sakti Indonesia. Tahun 1988 ia menggandeng pemilik brand Nike untuk bekerja sama memproduksi sepatu sport Nike di Indonesia hingga mendirikan dua pabrik di Tangerang. Dengan pengalamannya dalam produksi sepatu Nike tersebut, Siti Hartati mengembangkan sepatu sport merk League.
Pada 1992 usahanya merambah ke proyek pembangkit listrik tenaga gas dan uap Tanjungpriok, bidang properti, perkayuan, agroindustri, dan kontraktor listrik. Ia juga menggarap usaha printer HP dan pabrik kabel listrik .
Selain itu, ia juga membuka perkebunan kelapa sawit di Sulawesi Tengah, membangun kawasan industri seluas 300 hektare di Tangerang, dan membeli PT Jakarta International Expo (PRJ) senilai lebih dari Rp 1 Triliun. Perusahaan-perusaan yang didirikannya berada di bawah bendera Central Cakra Murdaya/Berca Group.
Siti Murdaya Poo pernah terlibat kasus korupsi dan dipenjara. Majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta menjatuhkan vonis 2 tahun 8 bulan penjara dan denda Rp 150 juta subsider kurungan 3 bulan penjara kepada pengusaha Siti Hartati Murdaya.
Selaku direktur utama PT Hardaya Inti Plantation dan PT PT Cipta Cakra Murdaya (CCM), Hartati terbukti melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama dan berkelanjutan dengan memberikan uang senilai total Rp 3 miliar kepada Bupati Buol Amran Batalipu terkait kepengurusan izin usaha perkebunan di Buol, Sulawesi Tengah.
Saat ini Hartati Murdaya merupakan Ketua Umum DPP WALUBI (Perwakilan Umat Buddha Indonesia) sejak 1998. Dia juga
Penggagas dan Dewan Kehormatan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dari 1999 hingga sekarang.