Bukan Cuma Tarif! Ini Tuntutan Pengemudi Ojol ke Pemerintah
Pemerintah tengah mengkaji rencana penyesuaian tarif layanan ojek online (ojol) karena tarif yang berlaku saat ini dinilai tidak lagi relevan dengan kondisi ekonomi.
Penyesuaian tersebut dipertimbangkan seiring meningkatnya biaya hidup, termasuk kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) serta upah minimum yang terus mengalami perubahan dalam beberapa tahun terakhir.
Aspek yang Dipermasalahkan Asosiasi Pengemudi
Meskipun demikian, rencana tersebut belum sepenuhnya mendapat sambutan positif dari kalangan pengemudi. Sejumlah asosiasi pengemudi ojol menilai kenaikan tarif belum menjadi solusi utama atas persoalan kesejahteraan mitra pengemudi.
Menurut mereka, persoalan mendasar justru terletak pada sistem pembagian pendapatan antara pengemudi dan perusahaan aplikasi.
Asosiasi pengemudi menilai bahwa penyesuaian tarif berpotensi membebani konsumen apabila tidak diiringi dengan perbaikan regulasi yang menjamin pendapatan pengemudi secara langsung.
Dalam kondisi saat ini, peningkatan tarif dinilai berisiko tidak memberikan dampak signifikan terhadap penghasilan pengemudi jika skema bagi hasil masih mengacu pada aturan lama.
Tarif Ojol Naik Tapi Bagi Hasil Tetap Driver Ogah Bebani Konsumen
Prioritas Regulasi Bagi Hasil yang Lebih Adil
Oleh karena itu, asosiasi mendorong pemerintah untuk lebih memprioritaskan penyusunan regulasi yang mengatur pembagian pendapatan yang lebih adil sebelum menerapkan kebijakan kenaikan tarif.
Langkah tersebut dinilai penting guna menjaga keseimbangan antara kepentingan pengemudi, perusahaan aplikasi, dan pengguna jasa.
Sementara itu, pemerintah menyatakan bahwa kajian penyesuaian tarif masih berlangsung dan akan mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk daya beli masyarakat serta keberlangsungan industri transportasi daring.
Kebijakan yang diambil nantinya diharapkan mampu menciptakan ekosistem ojol yang berkelanjutan dan berkeadilan bagi seluruh pihak.
