Dari Piss! hingga Republik Fufufafa, Deretan Lagu Slank Penuh Sindiran
Grup band legendaris Slank kembali menjadi perbincangan publik setelah merilis single terbaru berjudul “Republik Fufufafa” pada 28 Desember 2025. Lagu ini langsung menyita perhatian warganet lantaran memuat kritik sosial yang tajam serta sarat unsur politik.
Seperti ciri khas Slank sejak awal kemunculannya, band yang digawangi Bimbim ini kembali tampil lantang, galak, dan penuh kemarahan dalam menyuarakan keresahan sosial melalui musik.
Tampil Bak Joker, Slank Sampaikan Kritik Pedas Lewat Musik
Slank sampaikan kritik pedas melalui musik (Youtube)
Lagu berdurasi sekitar tiga menit ini dipenuhi diksi keras yang langsung menusuk sasaran. Dalam video klipnya, seluruh personel Slank tampil dengan riasan dan karakter menyerupai tokoh Joker, simbol kekacauan sekaligus perlawanan terhadap sistem.
Secara musikal, Slank masih mempertahankan warna khas mereka. Kritik yang disampaikan terasa lugas, seperti “omelan anak jalanan”, namun dikemas rapi lewat musik rock. Di balik liriknya, terselip berbagai metafora dan sindiran halus terhadap pemangku kebijakan.
Secara implisit, “Republik Fufufafa” menyoroti praktik-praktik negatif yang masih marak, seperti judi, penyalahgunaan narkoba, hingga rusaknya moral elite, yang dinilai terus membelenggu masyarakat.
Tradisi Kritik Sosial Slank yang Konsisten Sejak Era 90-an
Video klip SLANK terbaru (Youtube)
Bukan kali ini saja Slank menyuarakan kritik sosial-politik. Selama puluhan tahun berkiprah di industri musik Tanah Air, Slank dikenal konsisten menyuarakan kegelisahan rakyat melalui lagu-lagu mereka.
Dihimpun dari berbagai sumber, berikut deretan lagu Slank yang sarat kritik sosial dan politik:
1. Piss! (1993)
Jauh sebelum “Republik Fufufafa”, Slank telah merilis lagu “Piss!” sebagai bentuk kritik terhadap kondisi sosial saat itu. Lagu ini juga kerap dikaitkan dengan isu narkoba yang sempat marak di era awal 90-an.
2. Bang Bang Tut (1996)
Lagu ini dikenal sebagai sindiran keras terhadap sistem hukum yang dianggap tajam ke bawah namun tumpul ke atas, serta menyoroti praktik kekerasan dan ketidakadilan.
3. Tong Kosong (1997)
Lewat lagu ini, Slank menyindir wakil rakyat yang banyak bicara namun minim aksi. Liriknya sederhana, tapi maknanya menohok realitas politik kala itu.
4. Gossip Jalanan (2004)
Salah satu lagu Slank yang paling kontroversial. “Gossip Jalanan” mengkritik korupsi, mafia politik, dan kemunafikan penguasa, hingga sempat dilarang beredar karena dianggap mengganggu stabilitas nasional.
5. Birokrasi Kompleks (2004)
Masih di tahun yang sama, Slank merilis lagu ini sebagai potret rumitnya birokrasi serta praktik uang pelicin yang marak terjadi.
6. Korupsi (2008)
Lagu ini menjadi bentuk serangan langsung terhadap budaya korupsi di Indonesia yang dinilai tak kunjung terselesaikan hingga kini.
Slank dan Musik sebagai Alat Perlawanan
Lewat “Republik Fufufafa”, Slank kembali menegaskan posisinya sebagai band yang tak pernah takut bersuara. Musik bagi Slank bukan sekadar hiburan, melainkan juga alat perlawanan dan kritik sosial.
Deretan karya mereka membuktikan bahwa Slank tetap setia berdiri di sisi rakyat, menyuarakan kegelisahan yang kerap tak terdengar oleh penguasa.