Forumterkininews.id, Kopenhagen – Denmark menjadi negara Eropa pertama yang mencabut semua pembatasan Covid-19. Kebijakan ini keluar setelah pemerintah menyatakan virus corona tidak lagi dianggap sebagai penyakit kritis secara sosial. Ini berarti mandat menggunakan masker dalam ruangan dan tempat umum seperti bar, restoran ditiadakan.
“Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi Desember mendatang. Tapi kami berjanji kepada warga Denmark bahwa kami hanya akan memiliki pembatasan jika itu benar-benar diperlukan dan kami akan mencabutnya secepat kami bisa,” kata Menteri Kesehatan Denmark Magnus Heunicke dilansir CNN.
Langkah pencabutan pembatasan itu dilakukan saat Denmark memiliki tingkat infeksi tertinggi kedua, atau rata-rata infeksi baru tujuh hari, dari negara mana pun di dunia, menurut Our World in Data.
Vaksinasi dan booster yang meluas telah membantu negara ini, kata Heunicke, seraya menambahkan bahwa jumlah rawat inap dan pasien dalam perawatan intensif menurun setiap hari, “berkat vaksinasi.”
Menurut Our World in Data, 81 persen populasi Denmark telah divaksinasi.
Søren Brostrm, Direktur Jenderal Otoritas Kesehatan Denmark, setuju jumlah kasus Covid-19 di negara itu sangat tinggi, tetapi hubungan antara infeksi dan penyakit parah telah terputus.
“Pada saat yang sama dengan infeksi yang meroket, pasien yang dirawat di perawatan intensif justru turun,” katanya.
Pihak berwenang Denmark terus merekomendasikan untuk melakukan tes di rumah sebelum melakukan kontak dengan kelompok orang. Terutama mereka yang rentan. Dan tes PCR akan terus tersedia untuk umum dalam rangka konfirmasi kasus Covid-19.
Beberapa pelancong, terutama mereka yang belum divaksinasi atau sebelumnya terinfeksi Covid-19 – masih harus melakukan tes saat masuk ke Denmark. Dan karantina tetap berlaku bagi mereka yang datang dari negara berisiko tinggi. Tetapi ini adalah satu-satunya pembatasan pandemi yang masih ada.
Denmark pertama kali mencabut semua pembatasan Covid-19 pada September 2021, tetapi kemudian menerapkannya kembali dalam menghadapi gelombang infeksi ketiga.
