Final Destination Bloodlines Dikaitkan dengan Kenaikan 42 Persen Angka Kematian
Lifestyle

Final Destination akan kembali menebar teror setelah terakhir melakukannya lewat film ke-5 pada 2011 silam. Franchise horor ini akan kembali dengan film ke-6 yang diberi judul Final Destination Bloodlines.
Perilisan film ke-6 ini bertepatan dengan perayaan 25 tahun Final Destination. Selama 25 tahun umurnya, Final Destination berhasil menebar teror traumatis, terutama bagi generasi 90an yang tumbuh dengan menonton kelima film pertama.
Dari menonton Final Destination, penonton dibuat waswas ketika naik rollercoaster, khawatir ledakan pesawat ketika sedang terbang, atau bahkan saat berkendara di belakang truk yang membawa kayu gelondongan.
Baca Juga: Sinopsis Final Destination Bloodlines : Warisan 'Kematian' dari Sang Nenek
Cerita Final Destination yang bicara tentang kematian orang-orang dari hal-hal yang sangat biasa tetapi sangat mematikan, membuat efeknya terasa lebih real dari film-film lain.
Kini, saat Final Destination akan kembali dengan teror barunya lewat Bloodlines, sebuah laporan tak biasa dikaitkan. Laporan Royal Society for the Prevention of Accidents dari November 2024 menunjukkan "kematian aneh" lebih tinggi 42 persen dari dua dekade lalu dan menjadi pembunuh terbesar kedua untuk mereka yang berusia di bawah empat puluhan.
Kematian aneh yang dimaksud di sini adalah kematian-kematian yang terjadi karena hal-hal tak wajar, yang sebenarnya bisa dihindari. Seperti model kematian yang terjadi di Final Destination.
Baca Juga: Warner Bros Menang Gugatan Hak Cipta, Film Baru Superman Rilis Juli Nanti
Mengutip Independent, Kamis (8/5/2025), lebih banyak waktu yang dihabiskan di dalam ruangan terbukti berakibat fatal. Lebih dari 55 persen kematian yang dapat dicegah kini terjadi di rumah.
Keracunan meningkat hingga 96 persen dalam 10 tahun terakhir; paparan terhadap kekuatan mekanis yang tidak bernyawa (seperti, tertimpa mesin) meningkat hingga 23 persen dan kontak fatal dengan kekuatan bernyawa (seperti diseruduk sapi) meningkat hingga 66 persen.
Jika dikatakan bahwa kematian-kematian ini mengingatkan pada film-film Final Destination sebelumnya, hal sebaliknya juga bisa disebutkan. Jeffrey Reddick pun terinspirasi kejadian di dunia nyata untuk membuat Final Destination Bloodlines.
Reddick membaca sebuah berita tentang seorang perempuan yang terhindar dari kematian setelah batal naik pesawat karena pesan dari ibunya. Pesawat tersebut kemudian diketahui mengalami kecelakaan.
"Aku berpikir, 'Bagaimana jika ini berarti dia baru saja menipu Kematian?' Kupikir itu adalah ide yang sangat keren," kata Reddick.
Final Destination Bloodlines akan tayang di bioskop Indonesia mulai 14 Mei, lebih awal dari penayangan di Amerika yang dimulai 16 Mei. Warner Bros Indonesia selaku distributor telah memastikan tak akan ada sensor dalam Final Destination Bloodlines di bioskop Tanah Air.