Gagal ke Senayan, saatnya PPP Berbenah Diri dan Evaluasi

FTNews – Tergolong partai yang punya segudang pengalaman di dunia perpolitikan Indonesia, rupanya tak membuat Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mudah melenggang ke Senayan.

Berdasarkan hasil perolehan suara sah partai di Pemilu 2024, partai berlambang Ka’bah ini tidak memenuhi ambang batas parlemen atau parliamentary threshold (PT) sebesar 4 persen.

Saat penetapan hasil rekapitulasi nasional suara sah nasional pemilu legislatif bersamaan dengan pemilu presiden, Rabu (20/3) malam di Komisi Pemilihan Umum (KPU), PPP hanya memperoleh suara 5.878.777 atau 3,873 persen.

Pengamat politik Universitas Al Azhar Ujang Komarudin menilai, kondisi ini tentu menjadi kabar duka bagi seluruh kader PPP di seluruh Indonesia.

Menurutnya, banyak faktor yang menyebabkan PPP tidak lolos. Salah satunya mungkin karena faktor konflik internal partai menjelang pemilu.

“Hal ini tentu menjadi evaluasi besar bagi PPP untuk bisa menatap masa depan nanti. Karena apa yang sudah terjadi jangan diratapi. Ini adalah takdir Tuhan yang membuat PPP tidak lolos (PT),” kata Ujang di Jakarta, Kamis (21/3).

Meski begitu, Ujang yakin, seluruh kader PPP tentu sudah bekerja keras habis-habisan untuk lolos ke Senayan. Namun rakyat belum mendukung sehingga kurang dari 4 persen PT.

“Tentu harus berbenah diri agar di lima tahun ke depan PPP eksis lagi hadir di Senayan. Bisa mewarnai perpolitikan nasional nanti. Dalam konteks gagal saat ini tentu menjadi bahan renungan dan evaluasi bagi PPP bisa bekerja keras lagi untuk menatap politik di masa depan,” tandasnya.

Lambang PPP. Foto: Antara

Fusi Partai

PPP merupakan partai yang dibentuk di masa Orde Baru sebagai bagian kebijakan fusi partai. Fusi partai adalah ide Presiden Soeharto untuk merampingkan partai-partai yang punya satu ideologis serupa.

BACA JUGA:   Terkait Pemecatan Terawan, DPR Panggil IDI Siang ini

PPP berdiri pada 5 Januari 1973. Merupakan hasil fusi atau gabungan dari empat partai berbasis Islam yakni Partai Nahdhatul Ulama, Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII), dan Partai Islam Perti.

KH Idham Chalid (Ketua Umum PBNU), H.Mohammad Syafaat Mintaredja (Ketua Umum Parmusi). Haji Anwar Tjokroaminoto ( Ketua Umum PSII), Haji Rusli Halil (Ketua Umum Perti), dan Haji Mayskur (Ketua Kelompok Persatuan Pembangunan di DPR) adalah sederet tokoh yang menginisiasi lahirnya PPP.

Dengan hasil gabungan dari partai-partai besar berbasis Islam, maka PPP telah memproklamirkan diri sebagai “Rumah Besar Umat Islam”.

Sementara itu, hingga penetapan hasil akhir rekapitulasi hasil Pemilu 2024, tak hanya PPP, ada sembilan parpol lainnya yang juga tidak bisa melenggang ke Senayan.

10 Partai yang gagal lolos ke Senayan:

1. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 5.878.777 (3,87%)
2. ⁠Partai Solidaritas Indonesia (PSI) 4.260.169 (2,80%)
3. ⁠Partai Perindo 1.955.154 (1,28%)
4. ⁠Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) 1.281.991 (0,84%).
5. ⁠Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) 1.094.588 (0,72%)
6. ⁠Partai Buruh 972.910 (0,64%)
7. ⁠Partai Ummat 642.545 (0,42%)
8. ⁠Partai Bulan Bintang (PBB) 484.486 (0,31%)
9. ⁠Partai Garda Republik Indonesia (Garuda) 406.883 (0,26%)
10. ⁠Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) 326.800 (0,21%)

Artikel Terkait

Begini Cara Ridwan Kamil Buat Budaya Betawi Meresap ke Gen-Z

FT News - Ridwan Kamil berencana menerapkan karakter budaya...

Catat, Ini Keunggulan Ridwan Kamil Dibanding Kandidat Lain di Pilgub Jakarta 

FTNews - Calon Gubernur Jakarta Ridwan Kamil mengungkapkan keunggulan...

Anak Pramono Anung: Bapak Saya Terlalu Old Style

FT News - Pramono Anung mengaku sering dikritik anaknya...