Gempa Bawean Disebut Tidak Lazim, BMKG Beberkan Sederat Fakta
Sosial Budaya

FTNews - Gempa yang mengguncang wilayah Pulau Bawean, Jawa Timur dengan magnitudo (M)5,9 dan M6,5 pada Jumat (22/3) dapat sebutan gempa tidak lazim. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut gempa Bawean memang berada di zona aktivitas kegempaan rendah (low seismicity).
“Sehingga masyarakat awam menilai gempa Bawean sebagai “gempa tidak lazimâ€, karena terjadi di wilayah yang jarang terjadi gempa dangkal,†kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, di Jakarta, Senin (25/3).
Ia menjelaskan, selama ini wilayah Laut Jawa lazimnya menjadi episenter gempa-gempa hiposenter dalam (deep focus). Hal ini akibat deformasi slab Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah Lempeng Eurasia tepatnya di bawah Laut Jawa dengan kedalaman sekitar 500-600 km.
Baca Juga: Gibran Larang ASN Solo Mudik Pakai Mobil Dinas
Gempa Bawean berkekuatan M5,9 dan M6,5 pada 22 Maret 2024 merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake). Pemicunya aktivitas sesar aktif dengan mekanisme geser/mendatar (strike-slip) di Laut Jawa.
Gempa ini pun bersifat merusak/destruktif. Menimbulkan dampak kerusakan bangunan tidak hanya di Pulau Bawean. Wilayah Gresik, Tuban, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan, Bojonegoro, Pamekasan Madura, dan Banjarbaru juga terdampak.
Fakta lainnya dari gempa ini, guncangannya berspektrum luas. Dampak guncangan Gempa Bawean ini dirasakan hingga jauh. Meliputi daerah Banjarmasin, Banjarbaru, Sampit, Balikpapan, Madiun, Demak, Semarang, Temanggung, Solo. Lalu Yogyakarta, Kulon Progo, dan Kebumen.
Baca Juga: Hujan Disertai Petir Diprediksi Terjadi Siang Ini di Jakarta
Gempa tidak berpotensi tsunami. Gempa berpusat di zona Sesar Tua Pola Meratus. Daryono menjelaskan, wilayah Laut Jawa utara Jawa Timur secara geologi dan tektonik berada pada zona Sesar Tua Pola Meratus.
Kondisi yang mengindikasikan keberadaan jejak sesar-sesar/patahan yang berusia tua. Gempa Bawean membuktikan bahwa ternyata jalur sesar di Laut Jawa masih aktif.
“Sekaligus menjadi pengingat kita untuk selalu waspada terhadap keberadaan sesar aktif dasar laut yang jalurnya dekat Pulau Bawean yang berpenduduk. Gempa dapat berulang dan terjadi kapan saja,†paparnya.
Seismograf pemantau gempa. Foto: Antara
Sesar Tua Meratus
Meskipun termasuk dalam zona kegempaan rendah, Laut Jawa utara Jawa Timur tetap memiliki potensi gempa karena secara geologi dan tektonik terdapat jalur Sesar Tua Pola Meratus.
Sulit untuk mengatakan sebuah zona sesar tua (sutur) stabil dan aman dari gempa, karena sudah banyak bukti aktivitas gempa yang terjadi di zona stabil di mana terdapat sutur, contohnya di Benua Australia, dan Amerika Serikat.
Meskipun masih dalam perdebatan terkait “residual stress†tetapi fakta menunjukkan bahwa bahwa zona stabil masih bisa terjadi gempa. Di mana energi gempa sangat mungkin terbangun dari “super slow stress accumulationâ€.
Dalam monitoring BMKG, gempa Bawean dipicu reaktivasi sesar tua. Episenter Gempa Bawean ternyata terletak tepat di jalur sesar yang sudah terpetakan.
Jika mencermati lokasi pusat Gempa Bawean, tampak episenternya terletak tepat pada jalur Sesar Muria (Laut) menurut paper yang dipublikasikan Peter Lunt (2019). Jalur sesar ini berada di zona Sesar Tua Pola Meratus. Salah satu jalur sesar di zona Pola Meratus ini diduga mengalami reaktivasi dan memicu gempa.
Kepala BNPB (kiri kedua) menemui korban dan pengungsi gempa Bawean. Foto: BNPB
Dari gempa awal, terjadi gempa susulan yang lebih besar magnitudonya M6,5 . Gempa susulan pun cukup banyak. Tercatat 239 kali dan mulai meluruh.
Dari catatan sejarah masa lalu, gempa Bawean ini menambah catatan gempa kuat di Laut Jawa. Sejarah gempa kuat di Laut Jawa tambah Daryono tidak banyak. Hanya empat kali yaitu pada tahun 1902, 1939, 1950 dan terkini 2024.
“Gempa Bawean memberi pelajaran penting. Ancaman gempa merusak di Jawa Timur tidak hanya berasal dari selatan yaitu sumber gempa subduksi lempeng/megathrust dan sesar-sesar aktif di daratan. Tetapi ternyata juga dari sumber-sumber gempa di Laut Jawa di utara Jawa Timur,†tandasnya.