Hari Ini, Gunung Semeru dan Gunung Ibu Erupsi

FTNews – Dua gunung api yakni Gunung Ibu di Halmahera, Maluku Utara dan Gunung Semeru perbatasan Kabupaten Lumajang-Malang, Jawa Timur erupsi pada Jumat (17/5). Saat erupsi Gunung Ibu berstatus awas (level IV) sedangkan Gunung Semeru siaga (level III).

Dari laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 263 warga Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat sudah ungsikan. Kini sudah berada di pengungsian Desa Gam Ici. Sebanyak 72 jiwa berasal dari Desa Goin, 61 jiwa dari Desa Sangaji Nyeku dan 130 jiwa dri Desa Duono.

Pos pengamatan Gunung Ibu mencatat, letusan pertama terjadi Jumat pagi (17/5) pukul 08.00 WIT.

“Pemerintah mengimbau kepada masyarakat untuk tidak beraktivitas dalam radius empat kilometer dari Gunung Ibu,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, di Jakarta, Jumat.

Dia mengimbau, masyarakat yang berada di sekitar Gunung Ibu untuk memakai masker pelindung mulut dan hidung. Serta kacamata agar terhindar dari dampak abu vulkanik yang dapat menyebar ke segala arah akibat terbawa hembusan angin.

Gunung Semeru Erupsi

Terpisah, Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur (Jatim) tercatat lima kali erupsi. Ketinggian letusan hingga 900 meter di atas puncak pada Jumat (17/5) pagi.

Erupsi pertama terjadi pada pukul 06.29 WIB. Erupsi kedua terjadi pada pukul 06.50 WIB, selanjutnya pukul 07.28 WIB. Kemudian erupsi kembali pada pukul 07.57 WIB, dan pukul 08.05 WIB.

Gunung Semeru masih berstatus siaga atau level III, sehingga pihak Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan. Sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

BACA JUGA:   Pagi ini Jokowi Tinjau Lokasi Bencana Erupsi Semeru

Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Koboka. Karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Warga pun dilarang beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar). Selain itu juga perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru.

Gunung Semeru, Jawa Timur erupsi. Foto: Antara

Gunung Tertinggi di Jawa

Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut. Gunung ini terbentuk akibat subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia. Sebagai gunung berapi aktif, Semeru memiliki catatan panjang sejarah erupsi yang terekam sejak tahun 1818.

Mengutip laman Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), letusan gunung Semeru yang terekam pertama kali adalah pada tahun 1818. Tepatnya pada 8 November 1818. Lalu berlanjut di 1941, 1942, 1945, 1946, 1947, 1950, 1951, 1952, 1953, 1954.

Kemudian kembali erupsi tahun 1955-1957, 1958, 1959, dan 1960, 1977, 1978 sampai tahun 1989. PVMBG juga mencatat aktivitas vulkanik pada tahun 1990, 1992, 1994, 2002, 2004, 2005, 2007 dan 2008. Selanjutnya erupsi kembali di tahun 2020 dan 2021.

Artikel Terkait