Hari Sejuta Pohon, KAI Purwokerto Ikut Tanam Ratusan Pohon di Stasiun

FTNews – PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 5 Purwokerto ikut memperingati hari Gerakan Penanaman Sejuta Pohon Sedunia pada 10 Januari 2024. Mereka menanam pohon di sejumlah stasiun wilayah Jawa Tengah.

VP Daop 5 Purwokerto, Dominicus Agung Wawan Purnawan mengharapkan aksi nyata ini mendukung penyelenggaran ESG (Environmental, Social, and Governance) dan mendukung kelestarian lingkungan.

Manager Humas PT KAI Daop 5 Purwokerto, Feni Novida Saragih mengatakan, kegiatan ini dipusatkan di Stasiun Bumiayu, Kabupaten Brebes dengan menanam ratusan pohon.

“Kami menanam sebanyak 100 pohon dengan berbagai jenis antara anting putri, tabebuya, ketapang kencana, dan pohon buah-buahan,” kata Feni, dalam keterangannya, Rabu (10/1).

Penanaman ini juga KAI lakukan di Kantor UPT di Stasiun Purwokerto, Sidareja, Karangsari, Kebasen, dan beberapa stasiun lainnya.

Kemudian dengan adanya penanaman ini, pihak KAI mengimbau kepada masyarakat yang berada di sekitar jalur kereta api agar tidak melakukan aktivitas membuang sampah atau membakar apapun di sekitar jalur.

“Hal ini penting dalam menjaga keselamatan perjalanan KA dan kelestarian lingkungan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pelanggan dan stakeholder yang telah mendukung menjaga kelestarian lingkungan,” tukas Feni.

Gerakan 1 Juta Pohon

Di Indonesia, Presiden Soeharto pertama kali mencanangkan gerakan ini. Tepatnya pada 10 Januari 1993. Dalam pidatonya kala itu, Soeharto mendorong penanaman satu juta pohon di setiap provinsi.

Presiden Joko Widodo pun baru-baru ini memberi arahan penanaman serentak di seluruh wilayah Indonesia.

Menteri Lingkungan dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan, penanaman pohon serentak ini bukan seremonial belaka.

Harus ada pemeliharaan. Keberadaan pohon dan tutupan lahan yang baik akan meningkatkan daya dukung alam, ketahanan pangan, energi, dan tentunya kesejahteraan manusia.

BACA JUGA:   Temuan Ular Air Baru, Genapkan Ular Sulawesi Jadi 60 Spesies

“Sekarang ini dunia secara global sedang menghadapi triple planetary crisis. Berupa perubahan iklim, polusi, dan ancaman kehilangan keanekaragaman hayati,” kata MenLHK.

Artikel Terkait