Heboh BBM Bobibos Ternyata Terbuat dari Bahan Bakar Jerami
Bobibos yang diklaim sebagai bahan bakar baru membuat heboh dunia otomotif dan energi terbarukan setelah terungkap bahwa bahan bakarnya berasal dari jerami. Sebelumnya, produsen merahasiakan bahan baku tersebut dengan alasan “rahasia industri”.
Temuan ini disambut beragam oleh publik kebanyakan terutama di media sosial. Pihak perusahaan kemudian mengonfirmasi bahwa jerami memang menjadi salah satu bahan utama, sementara pemerintah mulai mengkaji insentif untuk pengembangan energi hijau tersebut.
Bahan Bakar dari Jerami
Baca Juga: Siapa Penemu Bobibos? Bahan Bakar Nabati Diklaim Setara Pertamax Turbo
Uji coba Bobibos di Lembur Pakuan. [youtube)
Bobibos diambil dari kepanjangan Bahan Bakar Original Buatan Indonesia Bos. Inovasi ini dikembangkan oleh tim ahli muda yang berkomitmen memajukan bangsa melalui energi hijau.
Bobi Boss termasuk dalam kategori Bahan Bakar Nabati (BBN). Belakangan bahan utama Bobibos terungkap setelah uji coba di Lembur Pakuan, Subang, Jawa Barat bersama Gubernur Dedi Mulyadi.
Hasil uji coba menunjukkan potensi besar limbah pertanian sebagai sumber energi alternatif. Jerami yang selama ini hanya dibakar pasca-panen kini bisa dimanfaatkan dengan adanya Bobibos.
Proses konversi jerami menjadi bahan bakar diklaim efisien dan ramah lingkungan dengan hasil pembakaran yang lebih bersih dibandingkan solar biasa. Selain itu, penggunaan limbah pertanian ini juga membantu mengurangi polusi akibat pembakaran jerami di lahan pertanian.
Uji Coba Bersama Kang Dedi Mulyadi
Dedi Mulyadi dan Pihak Bobibos [Youtube]
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi turut hadir langsung dalam uji coba bahan bakar Bobi Boss di Lembur Pakuan menggunakan mesin traktor diesel. Hasilnya mesin bekerja optimal dengan tarikan ringan dan asap buangan yang lebih bersih.
Pihak Bobibos mengatakan hasil uji laboratorium resmi oleh Lemigas memperkuat klaim tersebut dengan mencatat angka oktan tinggi yakni 98,1 jauh di atas standar solar biasa. Angka ini menunjukkan Bobibos berpotensi besar menggantikan bahan bakar fosil di sektor pertanian dan transportasi ringan.
Inovasi ini dinilai membuka peluang ekonomi yang sangat besar, terutama di daerah pertanian. Dengan rasio konversi mencapai 3.000 liter Bobibos per hektar sawah, wilayah seperti Lembur Pakuan dengan lahan 1.000 hektare bisa menghasilkan jutaan liter bahan bakar setiap tahun.
Untuk mempercepat realisasi, tim pengembang dan pihak lokal sepakat menjalankan program tanpa terhambat birokrasi yang rumit. Dukungan itu disampaikan langsung oleh Gubernur Dedi Mulyadi.
Produksi massal dijadwalkan dimulai bertepatan dengan panen raya mendatang agar ketersediaan jerami sebagai bahan baku terjamin. Dalam kesempata yang juga diunggah akun YouTube KANG DEDI MULYADI CHANNEL, Dedi Mulyadi mendukung produksi Bobibos tanpa birokrasi ribet pemerintah.