HUT India ke-75 dan Pudarnya Sekulerisme Mahatma Gandhi

Forumterkininews.id, Jakarta – India merdeka dari Inggris pada 15 Agustus 1947. Kemerdekaan India sendiri didapat dengan aksi demonstrasi damai yang diprakarsai Mahatma Gandhi.

Gagasan sekular dan multikultural Mahatma Gandhi yang mendasari politik India. Gandhi sendiri penganut Hindu, tapi meyakini India harus menjadi tempat “di mana setiap orang bisa menikmati kesetaraan status, apapun agamanya.” Untuk mewujudkannya, “negara mau tidak mau harus bersifat sekuler,” kata dia.

Saat ini, 75 tahun setelah perjuangan Gandhi melawan kolonial Inggris, India kembali mengejutkan masyarakat dunia setelah bangkitnya supremasi Hindu. Akhir Mei 2022 politisi India Nupur Sharma sempat mengguncang aksi demo besar besar setelah pernyataan dianggap menghina nabi Muhammad Saw.

Bagi kelompok minoritas, gagasan Hindutva adalah ancaman terbesar bagi tenun sosial.

Mishra, Pendeta Hindu sempat mengatakan, 75 tahun setelah kemerdekaan, keyakinan mayoritas sudah selayaknya dideklarasikan sebagai jantung indentitas India.

“Kita harus berubah seiring waktu,” kata Jairam Mishra. “Sekarang, kita harus memotong setiap tangan yang mengepal melawan Hinduisme.”

Selanjutnya, tuntutan tersebut merupakan akar kebijakan Partai Bharatiya Jannata (BJP) dan Perdana Menteri Narendra Modi. Dimana Pemerintahannya secara aktif mempromosikan kebijakan pro-Hindu, atau membantu pembangunan rumah ibadah bernilai simbolik tinggi.

Lebih lanjut menurut Mishra gagasan sekularisme Gandhi  sudah usang, kata Mishra. “Hindus biasanya cinta damai. Tapi komunitas lain menyalahgunakan pola pikir ini dan tetap akan mendominasi kita, kecuali kita (India) berubah,” ujarnya.

Hinduisme Makin Digdaya

Bagi banyak orang, perubahan itu sudah berlangsung di India. Ia diperkuat oleh retorika BJP dan terlembagakan melalui legislasi di parlemen. Saat ini, pemerintah sedang membangun kuil raksasa di kota suci Ayodhya, di atas bekas lahan masjid dari era Mughal yang dirusak dan dihancurkan ekstremis Hindu tiga dekade lalu.

BJP juga mendukung pembangunan patung Chhatrapati Shivaji setinggi 210 meter dengan ongkos USD 300 juta di lepas pantai Mumbai. Dia adalah pejuang Hindu yang dianggap berjasa merubuhkan Kesultanan Mughal dan mengakhiri kejayaan Islam di India.

BACA JUGA:   Di Balik Teknologi Canggih, OpenAI Abaikan Keselamatan

Derasnya dukungan bagi BJP antara lain bersumber dari keberhasilan pemerintahan Narendra Modi memodernisasi berbagai aspek kehidupan di India.

“Pembangunan infrastruktur yang ramai, jalanan, bantaran sungai dan proyek kebersihan, semuanya lebih baik saat ini,” kata Syed Feroz Hussein, 44, warga muslim India.

Tapi buruh rumah sakit itu “merasakan kekhawatiran besar” terhadap masa depan anak-anaknya.

“Berbeda dengan masa lalu, sekarang ada terlalu banyak kekerasan dan pembunuhan atas nama agama. Juga perasaan tegang dan kebencian yang konsisten, di antara pemeluk agama,” katanya.

Lebih lanjut dikatakan, tekanan bagi minoritas muslim kian berlipat ganda sejak belakangan. Di Karnataka, yang tahun lalu menyaksikan serangan terhadap minoritas Kristen, BJP turut mengompori seruan larangan jilbab di sekolah.

Adapun di Varansi, nama kota Allahabad yang ditetapkan pada era Mughal, kini diganti kembali menjadi Prayagraj.

Wajah Sekularisme di India

Guru Besar Studi Asia Selatan di King’s College London, Harsh V Pant, menillai BJP berhasil memanfaatkan sentimen Hindu yang menguat pasca perusakan Masjid Ayodhya pada 1992. “Semua orang mempercayai narasi Hindutva,” kata dia. “Warga merespons positif pesan-pesan tersebut dan meyakini partai lain tidak punya gagasan yang lebih baik,” imbuhnya.

“BJP akan ada di sini setidaknya untuk dua sampai tiga dekade ke depan.”

Termasuk yang paling gencar mendukung konsep negara Hindu adalah organisasi sayap kanan, Vishwa Hindu Parishad. “Kami adalah bangsa Hindu karena identitas India adalah Hinduisme,” kata pemimpinnya, Surendra Jain, kepada AFP.

Menurutnya “wajah ganda sekularisme malah menjadi kutukan,” dan ancaman bagi eksistensi India. “Tapi bukan berarti umat agama lain harus hengkang,” imbuhnya.

PM Modi secara umum mendiamkan retorika Hindutva yang menyudutkan minoritas. Tapi analis meyakini dia ikut membantu pembentukan negara Hindu tanpa secara terang-terangan mendukung.

Kebijakannya itu membesarkan kekhawatiran warga muslim India. Nasir Jamal Khan, 52, marbot sebuah masjid di Varanasi, mengatakan “ikut merasakan keterasingan yang semakin membesar” terhadap India, walaupun “nenek moyang kami dilahirkan di sini.”

Artikel Terkait

Dibongkar Nikita Mirzani, Vadel Badjideh Ternyata Baru Bebas dari Penjara

Nikita Mirzani serius akan menjebloskan Vadel Badjideh, kekasih putrinya,...

Mengenal Marga Badjideh, Apa Benar Keturunan Nabi Muhammad SAW?

FT News - Nikita Mirzani bersikap tegas dengan membawa...

Laporkan Vadel Badjideh, Nikita Mirzani Bawa Lolly ke Polres Jaksel buat Diperiksa

Nikita Mirzani membawa anaknya, Laura Meizani Nasseru Asry alias...