Indonesia Minta Aisar Khaled Dipulangkan, Malaysia Kompak Menolak
Gelombang komentar warganet Indonesia belakangan ini menuntut agar Malaysia memulangkan kembali Aisar Khaled, pempengaruh asal negeri jiran yang kerap menimbulkan kontroversi.
Namun, alih-alih mendukung permintaan itu, warganet Malaysia justru kompak menolak warganya tersebut kembali ke tanah air.
Baca Juga: Kalah dari Malaysia, Pulau Langkawi Geser Bali Sebagai Pulau Terindah
Ungkapan seperti “Malaysia, tolong ambil Aisar balik” atau “Wahai rakyat Malaysia, tolong ambil Aisar Khaled balik rumah” sempat ramai di media sosial. Banyak netizen Indonesia merasa gerah dengan berbagai konten Aisar yang dianggap tidak sensitif terhadap situasi di Tanah Air.
Warganet Malaysia Beri Sindiran
Influencer asal Malaysia, Aisar Khaled (Instagram @aisar_khaledd)
Baca Juga: Vietnam Resmi Jadi Mitra BRICS
Namun, reaksi yang muncul dari warganet Malaysia justru penuh sindiran. Mereka menolak “permintaan retur” dari Indonesia dengan komentar yang sarkastik.
“Kepada warga Indonesia, terima kasih atas permintaannya. Sayangnya, kebijakan garansi/pengembalian produk telah melewati masa tenggang. Hormat saya, Malaysia,” tulis salah seorang netizen Malaysia.
Ada pula komentar lain yang berbunyi, “Kepada warga Indonesia, tidak apa-apa. Kalian bisa menjaganya di sana. Dia sangat mencintai kalian. Selamat tinggal.”
Bahkan ada yang dengan tegas berkata, “Mohon maaf, kami memiliki kebijakan ketat untuk tidak mengembalikan barang.”
Fenomena ini semakin menegaskan bahwa Aisar Khaled bukan hanya menuai sorotan di Indonesia, tetapi juga di negara asalnya sendiri.
Konten yang kerap dianggap kontroversial membuat warganet di dua negara ini kompak memperbincangkan dirinya, meskipun dengan nada berbeda.
Sebelumnya, Aisar juga sempat mengundang kritik tajam ketika berada di Bali. Ia disebut tidak menjaga sensitivitas saat membagikan sembako kepada warga yang terdampak banjir.
Mencari Sorotan Publik
Influencer asal Malaysia, Aisar Khaled (Instagram @aisar_khaledd)
Aksi tersebut dianggap lebih bertujuan untuk mencari sorotan ketimbang membantu dengan tulus.
Tudingan itu membuat nama Aisar makin dikenal publik Indonesia, namun tidak dengan citra positif. Kehadirannya di setiap momentum bencana atau isu sosial sering dipandang sebagai ajang konten semata, bukan kepedulian nyata.
Kini, desakan agar dirinya dipulangkan ke Malaysia justru berbalik arah. Warganet Malaysia seolah menutup pintu dan meminta Indonesia untuk tetap “memelihara” Aisar di sini.
Kondisi ini membuat namanya semakin jadi bahan olok-olok di media sosial lintas negara.
Fenomena penolakan balik dari Malaysia ini menunjukkan bagaimana figur publik yang sering menimbulkan kontroversi bisa menjadi bahan lelucon netizen di dua negara sekaligus.
Alih-alih membela, warganet Malaysia malah ikut menyindir dengan gaya jenaka.