FT News – Rapper, penyanyi, penulis lagu, produser rekaman asal New York, Amerika Serikat (AS), Sean John Combs atau terkenal dengan nama P Diddy tengah menjadi sorotan publik atas kasusnya.
Saat ini, P Diddy sedang mendekam dalam sel tahanan atas dugaan kasus perdagangan seks, pemerasan, dan transportasi untuk terlibat dalam prostitusi. Homeland Security atau Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat menangkapnya pada 16 September 2024 lalu.
Kasus ini membuat rapper asal AS, 50 Cent, ingin membongkar kejahatan-kejahatan P Diddy yang telah ia suarakan sejak lama.
“Saya telah memberi tahu kalian mengenai keanehan ini, saya tidak pernah ke pestanya Puffy. Kalian awalnya tidak percaya, tetapi sekarang kalian akan percaya,” tulisnya dalam unggahan Instagram pribadinya.
Salah satu perusahaan layanan streaming film dan seri terbesar di dunia, Netflix, siap menampung ide dari 50 Cent dalam bentuk docuseries.
Pria yang bernama aslikan Curtis James Jackson III ini siap menjadi produser eksekutifnya. Sementara itu, Alexandria Stapleton siap untuk menjadi sutradara dalam produksinya.
“Ini adalah kisah dengan dampak kemanusiaan yang signifikan. Ini adalah narasi kompleks yang berlangsung selama beberapa dekade, bukan hanya berita utama atau klip yang terlihat sejauh ini,” ujar mereka berdua mengutip dari Variety.
“Meskipun tuduhan tersebut meresahkan, kami mendesak semua orang untuk mengingat bahwa kisah Sean Combs bukanlah kisah hip-hop dan budayanya secara keseluruhan. Kami bertujuan untuk memastikan bahwa tindakan individu tidak menutupi kontribusi budaya yang lebih luas,” lanjut mereka.
Rumors are circulating it’s not “baby oil” the FEDS confiscated but 1,000’s of bottles of GHB drug at P. Diddy’s place, a drug known on the streets as “Liquid Ecstasy.” The drug is a clear, slippery liquid that once applied to the body acts as a “performance enhancing additive”… pic.twitter.com/U49uRb2B2C
— Diana Wallace (@DianaWallace888) September 25, 2024
Saat ini, P Diddy sedang menghadapi ancaman penjara seumur hidup. Beberapa waktu lalu ia juga dimasukan ke dalam daftar pengawasan bunuh diri di dalam sel tahanan Brooklyn Metropolitan Detention Center, AS.
Hal tersebut merupakan upaya prefentif agar ia tidak menghabisi nyawanya.
Dalam penggerebekan pada Maret lalu, pihak kepolisian telah menyita tiga senjata laras panjang AR-15 dan 1.000 botol baby oil dan pelumas di rumahnya.