Ingin Coba Wisata Ekstrem, Coba Deh ke Gorontalo!

FTNews, Jakarta – Bosan ke objek wisata yang itu-itu saja dan kurang menantang? Mungkin Anda perlu mencoba wisata ekstrem. Memicu adrenalin sekaligus menambah pengalaman seru. Jika iya, cobalah ke Gorontalo.

Di wilayah ini, Anda bisa memacu adrenalin dengan berenang bersama ikan hiu paus.

Hiu Paus di Bone Bolango, Gorontalo

Wisata berenang bersama ikan hiu paus di Desa Botubarani, Bone Bolango, Gorontalo. Foto: Istimewa

Indonesia memiliki potensi wisata yang berlimpah. Salah satunya, di Pantai Botubarani di Bone Bolango, Gorontalo. Terdapat sekelompok hiu paus di perairan Teluk Tomini, Gorontalo.

Munculnya kawanan hiu paus di perairan Teluk Tomini, Gorontalo, menjadikan daerah tersebut magnet bagi wisatawan. Pasalnya, tidak setiap harinya kita dapat berenang dengan ikan hiu.

Ribuan orang harus mengantre untuk berenang dan bermain bersama hiu paus di laut. Jarak dari pesisir ke tempat hiu paus hinggap hanya sekitar 15 meter.

Perjalanan menuju Pantai Botubarani dari Gorontalo terbilang cukup dekat. Kemudian menggunakan kendaraan bermotor dapat mempersingkat perjalanan hingga 20 menit.

Harga tiket yang dipatok untuk berenang bersama hiu paus mulai dari Rp105.000.

Rini Soekarno, warga Bogor, pernah menikmati wisata ekstrem ini. “Seru, berenang bersama ikan besar. Mendebarkan, menakutkan tapi menantang,” katanya kepada FTNews, di Jakarta, Kamis (21/12).

Meski ragu untuk berenang, Rini memberanikan diri “nyemplung” dari atas kapal dan berenang bersama hiu paus. Rini dan rombongan pun sempat memberi makan ikan ini.

Menurutnya, destinasi wisata ini harus kita jaga dan lestarikan sebagai kawasan penuh perlindungan. Layanan transportasi dan jasa wisata pun perlu terus diperbaiki. Tak lupa pengunjung untuk menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan.

“Kalau lingkungan terjaga, kan baik. Semoga kita bisa menjaga ikan ini agar tidak punah,” imbuhnya.

BACA JUGA:   4000 Jiwa Terdampak Kebakaran Manggarai, Polisi Bakal Lakukan Ini

Lindungi Agar Tak Punah

Ilustrasi ikan hiu paus. Foto: Istimewa

Hiu paus berasal dari bahasa Inggris dengan nama whale shark. Meskipun dinamakan ikan hiu, tetapi ikan dengan nama latin Rhincodon typus ini bukanlah predator karnivora seperti ikan hiu pada umumnya.

Panjang tubuhnya yang mencapai 9,7 meter di usia dewasa, hiu paus tidak berbahaya bagi manusia. Hiu paus hanya memakan hewan-hewan kecil dan plankton dengan cara membuka mulutnya dan menyaring air laut seperti ikan paus pada umumnya.

Kepribadiannya yang jinak membuat manusia senang dengan hiu paus. Ditambah dengan karakteristik mereka yang lembut, manusia sering mengajak mereka bermain juga.

Status konservasi hiu paus berdasarkan IUCN adalah rentan atau vulnurable. Tingginya aktivitas penangkapan dan ketidaksengajaan terbawa dalam jaring ikan membuat populasi hiu paus terus menurun. Banyak nelayan yang menangkap dan memperjualbelikan dagingnya, minyak liver, serta siripnya.

Sebagai upaya konservasi dan perlindungan kini sudah ada larangan untuk memburu, menangkap, dan memperdagangkan. Hal ini untuk menyelamatkan populasi hiu paus.

Harganya yang mahal menimbulkan kekhawatiran akan banyak nelayan yang memburu hiu paus. Maladewa sudah melakukan perlindungan ini sejak tahun 1995.

Beberapa negara seperti Filipina sudah melakukannya sejak 1998, India sejak 2001, dan Taiwan sejak 2007. Sayangnya, hewan ini belum mendapatkan perhatian khusus di Indonesia.

Artikel Terkait