4 Kasus Peretasan Paling Heboh di Indonesia, Ada Promo Judol di YouTube DPR!

FTNews – Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) telah mengumumkan bahwa Pusat Data Nasional (PDN) telah mengalami serangan siber. Penyerangan ini mengakibatkan data-data yang berada di PDN terenkripsi sehingga sulit untuk diakses. Akan tetapi, tidak hanya PDN saja yang pernah mengalami hal yang seperti ini. Berikut adalah empat kasus peretasan yang pernah viral di Indonesia.

BPJS Kesehatan (2021)

Aturan baru BPJS Kesehatan
Ilustrasi BPJS. Foto: Antara

Pada tahun 2021 silam, sebuah kejahatan siber membuat BPJS Kesehatan kewalahan. Pasalnya, kejahatan ini menyebabkan bocornya data pribadi sebanyak 222,5 juta pengguna layanan ini.

Data-data yang peretas dapatkan dari peretasan ini meliputi nomor induk kependudukan (NIK), nama, alamat, tanggal lahir. Bahkan juga nomor telepon, jenis kelamin, status pernikahan, dan golongan darah.

Tentu hal ini membuat malu bagi pertahanan siber Indonesia. Pasalnya, data-data yang tersebar itu merupakan data-data yang sangat sensitif. Selain itu, BPJS Kesehatan juga harus mengucurkan uangnya untuk memulihkan data-data yang bocor.

Akibat dari kejahatan ini, juga banyak kekhawatiran yang timbul. Karena, orang-orang tidak bertanggung jawab dapat menggunakan data-data tersebut sebagai sasaran kejahatan siber. Mulai dari penipuan, pencurian identitas, bahkan hingga pemerasan.

Tidak hanya di Indonesia saja, namun kasus ini juga menggetarkan dunia. Pasalnya, jumlah data-data yang bocor ini memiliki nominal yang sangat besar.

Promosi Judi Online di Akun YouTube DPR RI (2023)

Tampilan akun YouTube resmi milik DPR RI atau @DPRRIOfficial yang diretas menjadi akun judi online (Foto: tangkapan layar)

Tahun lalu, lebih tepatnya 6 September 2023, sebuah peretasan memalukan nan viral di Indonesia terjadi di platform streaming video, yaitu YouTube. Kali ini, seseorang telah meretas akun YouTube milik DPR RI. Parahnya lagi, akun tersebut menayangkan siaran langsung judi online selama beberapa jam.

Kerugian pun tidak dapat mereka hindari. Lebih dari 2 juta pengikut kanal tersebut memutuskan untuk berhenti mengikuti kanal DPR RI. Google pun akhirnya ikut turun tangan dengan cara menonaktifkan akun tersebut untuk pemulihannya.

BACA JUGA:   YLKI: Indonesia Darurat Perokok

Tentu hal ini merupakan hal yang sangat memalukan bagi pemerintah. Pasalnya, di Indonesia sendiri, perjudian hal yang ilegal. Ditambah, pemerintah juga sedang berusaha mati-matian untuk meredam judi online agar tidak menarik perhatian masyarakat Indonesia. 

Doxing Data Pribadi Pejabat Indonesia (2022)

Ilustrasi data pribadi. Foto: canva

Seorang peretas yang mengaku berasal dari Polandia, Bjorka, sempat membuat heboh Indonesia pada tahun 2022. Pasalnya, ia membagikan data-data pribadi sejumlah pejabat publik Indonesia melalui grup Telegram miliknya.

Banyak data seperti NIK, nomor Kartu Keluarga, alamat, nomor telepon, nama anggota keluarga, hingga ID vaksin mereka tersebar luas di internet. Selain itu, mereka juga membocorkan nama orang tua, tempat dan tanggal lahir, riwayat pendidikan, dan lain sebagainya.

Mulai dari kementerian, hingga anggota DPR terkena getah dari Bjorka ini. Seperti Johnny G. Plate, Erick Thohir, Puan Maharani, Mahfud M.D., serta dan masih banyak lainnya. Namun, banyak dari mereka tidak ingin ambil pusing karena mereka merasa bahwa data-data tersebut dapat ditemukan melalui pencarian di internet.

Bocornya Nasabah BRI Life (2021)

Ilustrasi buku rekening bank. Foto: Canva

Kasus bocornya nasabah BRI Life ini merupakan salah satu kasus peretasan yang sempat viral di Indonesia. Dalam kasus ini, sebanyak 2 juta nasabah dari BRI Life bocor. Kebocoran ini meliputi NIK, nama lengkap, alamat, nomor telepon, tanggal lahir, jenis kelamin, status pernikahan, dan golongan darah.

Insiden ini tentu membuat citra dari BRI Life menjadi buruk. Pasalnya, menjaga informasi-informasi pribadi para pelanggannya merupakan hal terpenting. Akan tetapi, para pelaku berhasil memanfaatkan celah keamanan untuk mencuri data-data tersebut. 

BRI Life pun harus mengeluarkan biaya yang besar untuk memulihkan kebocoran data tersebut. Tidak hanya biaya, namun juga membalikan reputasi yang tercoreng akibat insiden ini.

Artikel Terkait