Nasional

Israel: Jika Hamas tak Bebaskan Semua Sandera, Gerbang Neraka akan Terbuka di Gaza

19 Maret 2025 | 03:00 WIB
Israel: Jika Hamas tak Bebaskan Semua Sandera, Gerbang Neraka akan Terbuka di Gaza
Gaza semakin babak-belur dihantam Israel/Foto: YouTube ABC News

Korban keganasan Israel terus bertambah. Setidaknya sejauh ini sudah lebih 400 warga Gaza tewas dalam serangan besar-besaran yang dilancarkan Israel, Selasa (18/3/2025) malam. Kemarahan Israel lantaran Hamas menolak memulangkan tawanan Israel yang tersisa.

rb-1

Sementara Hamas berdalih akan memulangkan semua tahanan jika kembali dirundingkan soal gencatan tahap kedua. Kedua belah pihak saling tuding dengan perspektif masing-masing.

Sebelum serangan besar-besaran itu, Israel lebih dulu melakukan blockade bantuan-bantuan yang masuk ke Gaza. Sehingga masyarakat kelaparan karena truk bantuan tidak bisa masuk ke wilayah itu. Tidak puas hanya memblok truk bantuan, Israel pun lakukan serangan besar-besaran setelah permintaannya agar Hamas segera mengembalikan sisa tawanan ditolak.

Baca Juga: Gencatan Senjata Rusak! 100 Warga Gaza Tewas dalam Serangan Mematikan Israel, AS Diam?

rb-3

Hamas bukannya tidak mau mengembalikan tawanan Israel namun menghendaki agar ada pembicaraan gencatan senjata tahap dua, itu yang memang tidak direspon Israel.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu/Foto: X (twitter)

Israel sendiri seolah merasa punya kekuatan lebih lantaran mendapat dukungan dari Amerika Serikat. Presiden Trump juga sudah menyerukan agar Hamas mengikuti perintahnya untuk mengembalikan tawanan.

Tidak ada kesepakatan akhirnya terjadilah tragedi itu, Israel melakukan serangan besar-besar tanpa peduli di sana ada banyak wanita dan anak-anak. Maka lebih 400 orang yang tewas mengenaskan itu, banyak di antaranya adalah wanita dan anak-anak.

Pembantaian yang dilakukan di masa Ramadan, benar-benar memilukan. “Gajah bertarung dengan Gajah pelanduk mati di tengah” .Peribahasa ini cocok untuk mengambarkan kondisi masyarakat Gaza saat ini.

‘Membuka Gerbang Neraka’

Dikutip dari laporan ABC News, Israel bersumpah untuk membuka "gerbang neraka" karena Hamas belum membebaskan sandera yang tersisa. Setidaknya 404 warga Palestina tewas dalam serangan itu, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Katz mengatakan Pasukan Pertahanan Israel menargetkan teroris Hamas di seluruh wilayah.

"Israel, mulai sekarang, akan bertindak melawan Hamas dengan kekuatan militer yang meningkat," kata kantor Netanyahu dalam sebuah pernyataan pada Selasa.

Foto: YouTube ABC News

Juru bicara IDF Arab mengeluarkan perintah evakuasi yang luas yang mencakup seluruh perimeter Gaza. Penduduk diperingatkan untuk "segera mengungsi ke tempat perlindungan yang diketahui di Kota Gaza bagian barat dan di Khan Younis."

Dari warga Palestina yang tewas semalam, 174 adalah anak-anak dan 89 adalah wanita, menurut kementerian. Jumlah korban jiwa di Gaza telah meningkat terus menerus sepanjang pagi, kata kementerian dalam serangkaian pembaruan. Setidaknya 562 orang lainnya terluka, kata kementerian.

Doctors Without Borders mengatakan telah menerima puluhan korban tewas dan terluka di berbagai lokasi di Gaza. "Kami terbangun sekitar pukul 2 pagi waktu setempat dan dihantam serangan udara dan artileri berat selama 20 menit, seperti perang selama 15 bulan terakhir. Kami terkejut dan marah dengan pembantaian warga sipil yang tidak dapat diterima ini," kata Claire Nicolet, kepala bagian tanggap darurat Doctors Without Borders.

"Malam ini kami kembali bertempur di Gaza karena Hamas menolak membebaskan para sandera dan mengancam akan melukai tentara IDF dan masyarakat Israel," kata Katz dalam sebuah pernyataan.

"Jika Hamas tidak membebaskan semua sandera, gerbang neraka akan terbuka di Gaza," tambahnya.

Seorang pejabat Israel mengatakan kepada ABC News bahwa serangan pendahuluan akan terus berlanjut "selama diperlukan," dan akan "meluas melampaui serangan udara."

Kementerian Luar Negeri Saudi mengutuk "dimulainya kembali agresi terhadap Jalur Gaza dan penembakan langsung mereka terhadap wilayah sipil, tanpa memperhatikan hukum humaniter internasional."

Mesir Kutuk Serangan Israel

Kementerian Luar Negeri Mesir juga mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa mereka "mengutuk keras" serangan udara Israel di Gaza, yang merupakan "pelanggaran terang-terangan" terhadap gencatan senjata dan merupakan "eskalasi yang berbahaya.

Itu mengancam akan menimbulkan konsekuensi yang parah bagi stabilitas kawasan." Serangan itu menargetkan komandan militer tingkat menengah Hamas, pejabat pimpinan, dan infrastruktur, kata pejabat itu.

Presiden AS Donald Trump/Foto: Instagram Donald Trump

"IDF siap dan tersebar di semua arena, baik dalam personel yang menjaga perbatasan maupun Aerial Defence Array," pejabat itu menambahkan. Netanyahu dan Katz mengatakan perubahan pada pedoman pertahanan IDF terjadi setelah Hamas "menolak semua tawaran" pada kesepakatan penyanderaan yang konklusif dengan Steve Witkoff, utusan khusus AS untuk Timur Tengah.

Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa bahwa pembatalan perjanjian gencatan senjata dan serangkaian serangan menempatkan "para tahanan di Gaza pada nasib yang tidak diketahui."

Trump Ancam Hamas

Sekretaris pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan dalam sebuah acara di Fox News bahwa pemerintahan Trump telah berkonsultasi dengan pejabat Israel mengenai keputusan mereka untuk menyerang Gaza.

Awal bulan ini, Presiden Donald Trump menggunakan media sosialnya untuk mengancam Hamas dengan "peringatan terakhir" tentang para sandera yang tersisa.

Trump menulis di Truth Social pada tanggal 7 Maret bahwa "semuanya akan BERAKHIR" bagi Hamas jika tidak mematuhi perintahnya.

"Saya mengirimkan semua yang dibutuhkan Israel untuk menyelesaikan tugasnya, tidak ada satu pun anggota Hamas yang akan aman jika Anda tidak melakukan apa yang saya katakan," tambahnya.

Witkoff mengulangi ancaman presiden saat itu, dengan mengatakan, "Saya tidak akan menguji Presiden Trump."

Lima puluh sembilan sandera diyakini masih berada di Gaza -- 24 di antaranya diperkirakan masih hidup. Edan Alexander adalah sandera Amerika-Israel terakhir yang masih hidup dalam penahanan.***

Sumber: ABC News, berbagai sumber

Tag Israel Serang Gaza

Terkait