Jadi Tema di Debat Capres, JPPI : Kualitas Pendidikan Kita Masih Buruk

FTNews – Rangkaian debat Pilpres 2024 akan berakhir pada Minggu (4/2). Bisa jadi debat calon presiden (capres) akan menjadi pamungkas dari serangkaian debat capres-cawapres sebelumnya.

Debat dengan 12 panelis itu akan membahas seputar pendidikan, kesejahteraan sosial, kebudayaan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia dan inklusi.

Setelah debat berakhir, para paslon akan melanjutkan kampanye hingga 10 Februari 2024. Lalu memasuki masa tenang sebelum pencoblosan pada 14 Februari 2024.

Melihat dari tema itu, Indonesia masih memiliki banyak catatan dan persoalan yang perlu pemimpin masa depan atasi.

Mengutip Goodstats, jumlah siswa putus sekolah tahun ajaran 2022/2023 mencapai 76.834 orang. Rinciannya di tingkat SD 40.623 orang, SMP 13.716 orang dan SMA 10.091 orang, SMK 12.404 orang.

Pusat Data dan Teknologi Informasi Kemdikbudristek mencatat, jumlah siswa putus sekolah laki-laki lebih besar dari perempuan.

Salah satu faktor tingginya siswa laki-laki putus sekolah karena kemiskinan dan fenomena pekerja anak. Anak laki-laki cenderung lebih mudah menjadi tenaga kerja dibanding perempuan.

Calon Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Calon Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka. (Foto: FTNews/Eriel Wira Natha)

Visi Misi Pendidikan Prabowo-Gibran

Salah satu paslon, yakni Pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berkomitmen memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM). Lalu Sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender. Selanjutnya penguatan peran perempuan, pemuda (generasi milenial dan generasi z) serta penyandang disabilitas juga menjadi komitmennya.

Prabowo-Gibran juga memiliki 17 program prioritas di sektor pendidikan dan kebudayaan. Paslon ini menyadari betul kualitas pendidikan menentukan kemajuan sebuah bangsa.

Oleh karena itu perlu pengembangan kualitas guru dan fasilitas pendidikan. Termasuk penyediaan dana abadi pendidikan dan pesantren. Semua aspek ini menjadi elemen penentu tercapainya Indonesia Emas 2045.

Suasana anak sekolah di pelosok negeri. Foto: Koin untuk Negeri

Ragam Persoalan Pendidikan

Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji menyoroti sejumlah masalah pendidikan di Indonesia.

BACA JUGA:   BKKBN Usul Makan Siang Gratis Sasar Keluarga Rentan "Stunting"

“Saat ini sedang ramai mahasiswa menjerit gara-gara terjerat pinjol dan UKT kuliah sangat mahal. Apa gagasan capres,? katanya di Jakarta, Kamis (1/2).

JPPI juga menyoroti mahalnya pendidikan dan akses pendidikan gratis yang belum merata. Banyak juga fenomena ketidakadilan gender di dunia pendidikan.

Banyak anak-anak perempuan yang harus mengubur mimpi untuk bisa sekolah karena menjadi korban kekerasan seksual dan menikah dini.

“Belum lagi kualitas pendidikan kita yang masih buruk. Gurunya masih di bawah standar kompetensi nasional. Literasi siswanya juga masih di bawah standar rata-rata dunia,” ungkap Ubaid.

Artikel Terkait