Jangan Konsumsi Antiobiotik Tanpa Resep Dokter, Ini Bahayanya!

FTNews, Jakarta – Resistensi antimikroba efek konsumsi antibiotik tak sesuai resep berbahaya. Selain berdampak buruk ke kesehatan manusia, lingkungan pun terancam.

Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia mengungkapkan, penyebab resistensi antimikroba karena pola terapi yang tidak tepat dan tidak rasional.

“Umumnya dilakukan di negara-negara berkembang, dengan dosis tidak tepat,” katanya kepada FTNews, di Jakarta, Sabtu (9/12).

Tak hanya itu durasi konsumsi obat yang tidak tepat, tidak sesuai peruntukan dan indikasi, obral antibiotik juga menyebabkan resistensi.

Kondisi ini lanjutnya menuntut penguatan regulasi. Kemudian tenaga kesehatan juga harus semakin mampu mendiagnosa dan memilih terapi yang tepat terhadap suatu penyakit.

“Memerlukan komitmen dari banyak sektor bukan hanya kesehatan,” imbuhnya.

Berbeda dengan negara maju seperti Amerika Serikat di mana warganya tidak bisa sembarangan membeli antibiotik di apotek.

Sementara itu, di negara berkembang seperti Indonesia, walaupun sudah ada perbaikan tapi ada yang masih mengonsumsi antibiotik tanpa resep.

“Artinya belum ada indikasi tepat, sehingga membuat resistensi itu meningkat,” ucap Dicky.

Berbahaya dan Belum Tentu Sembuh

Senada dengannya, Staf Divisi Infeksi dan Pediatrik Tropis Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr Nina Dwi Putri, Sp.A mengatakan, jika terkena infeksi karena bakteri yang resisten antibiotik maka pengobatannya akan susah.

Kemudian juga mahal dan belum tentu bisa sembuh. “Yang berat bisa sampai meninggal,” kata Nina.

Sebagai pencegahan, ia pun mengingatkan masyarakat bijak gunakan antibiotik. Jangan mengobati infeksi virus seperti infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dengan antibiotik.

Lalu jangan membelinya sembarangan. Dosis yang tidak tepat akan menyebabkan resistensi.

“Lakukan vaksinasi agar tidak mudah terkena infeksi. Pola hidup bersih dan sehat di masyarakat maupun rumah sakit,” tutur dokter spesialis anak RSCM ini.

BACA JUGA:   Sepulang dari Turki Ashanty Positif Covid, Kini Dirawat di RS

Ia menegaskan, selain berbahaya bagi manusia, resistensi antibiotik juga berbahaya lingkungan. Bisa menyebabkan bakteri di lingkungan juga kebal dengan antibiotik.

 

Resistensi antibiotik bahayakan kesehatan dan lingkungan. Foto: Istimewa

Tak Hanya Indonesia

Saat ini resistensi antimikroba atau antimicrobial resistance (AMR) menjadi masalah kesehatan global. Bahkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyoroti AMR menjadi salah satu dari 10 ancaman kesehatan masyarakat global yang manusia hadapi.

“Ini menjadi ancaman banyak penyakit yang sedianya bisa diobati tidak bisa diobati yang akhirnya menyebabkan keparahan dan kematian,” ungkap Dicky.

Termasuk risiko dari tindakan operasi untuk menyelamatkan tidak bisa optimal karena ketiadaan antibiotik yang tepat. Sehingga jelas bahwa AMR menjadi isu ancaman masa depan.

Di Indonesia lanjut Dicky ada penyakit infeksi menular seksual yang resisten terhadap antibiotik. Saat ini antibiotik amoxicillin tidak lagi paten. Harus naik ke antibiotik golongan berikutnya yakni sefalosporin.

Artikel Terkait