Jangan Lagi Nasib Purna Atlet Berakhir Miris!

FTNews – Torehan prestasi atlet yang telah membanggakan bangsa sayangnya tidak serta merta menjamin kehidupannya saat tak lagi melakoni profesi itu.

Bahkan para purna atlet, kehidupannya miris. Jauh dari kata cukup.

Seperti baru-baru ini, sosok yang dulunya merupakan punggawa kebanggaan Indonesia, Kurnia Meiga.

Kurnia Meiga merupakan nama yang cukup berjasa bagi sepak bola Indonesia. Namun kini, Kurnia mengalami hidup yang memprihatinkan.

Gangguan kesehatan pada matanya memaksanya memutus karir sebagai penjaga gawang Timnas. Kini dirinya viral di media sosial, lantaran menawarkan seluruh medali penghargaan yang ia miliki.

Bahkan ia terlihat melalui video instagram sedang menjual kripik emping. Hal itu ia lakukan untuk bertahan hidup serta kebutuhan keluarganya.

Mantan Punggawa Timnas Indonesia, Kurnia Meiga berjualan emping melalui platform tiktok. (Foto: Instagram/Km1)

Perhatikan Nasib

Pakar Manjemen Prestasi Olahraga, Djoko Pekik Irianto mengatakan, semua pihak harus memerhatikan semua mantan atlet yang sudah berjasa bagi bangsa.

“Tentu hal seperti ini membutuhkan perhatian semua pihak, tidak serta merta hanya pemerintah. Tetapi sektor swasta juga perlu hadir di dalam bagaimana bisa mensejahterakan para purna atlet,” ujar Djoko kepada FTNews, Selasa (5/3).

Selain itu, ia juga menegaskan pemerintah memiliki peran penting kepada mereka yang sudah memberikan prestasinya kepada bangsa.

“Tentu juga pemerintah harus turun tangan secara maksimal. Karena sebetulnya regulasi-regulasi terhadap penghargaan itu sudah ada Kepres, Permen dan sebagainya,” jelasnya.

Lalu, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) harus bisa proaktif terhadap mantan pemainnya. Mereka harus bisa menemukan solusi agar tidak terjadi hal seperti Kurnia Mega.

Kurnia Meiga dengan rekan timnya saat Arema menjadi Juara. (Foto: Instagram/Kurniameiga)

“Kita berharap secara sistematik, penghargaan yang diberikan kepada para atlet- atlet kita tuh betul-betul bisa diberikan oleh pemerintah. Tidak sekadar bonus kepada mereka saat masih jaya. Tetapi kita juga harus pikirkan bagaimana pasca dia tidak lagi jadi atlet,” tegas Djoko.

BACA JUGA:   Bima Sakti: Kemenangan Lawan Guam untuk Korban Insiden Stadion Kanjuruhan

Ketua Umum KONI DI Yogyakarta itu menjelaskan keterlibatan pemerintah, swasta serta pihak terkait juga harus memikirkan itu. Tidak hanya memberikan sekadar bonus, tetapi memikirkan langkah mereka setelah pasca jaya menjadi atlet.

Selain itu mereka juga harus bisa hidup hemat dengan bekalnya saat menjadi atlet.

“Pemerintah lebih baik memberikan edukasi, pendidikan keterampilan, entrepreneur, atau bahkan menurut saya paling gampang seperti pemain-pemain yang memiliki standar tinggi. Seperti pemain yang sudah berlaga di regional ataupun internasional perlu mendapatkan aspek pekerjaan dan sebagainya,” terangnya.

Dengan seperti ini akan membuat generasi muda pendatang tidak akan takut. Bahkan cemas bahwa hidupnya akan tetap terjamin oleh negara ketika mereka ingin menjadi atlet.

Artikel Terkait