Jika Bobby Nasution Jual, Mualem Bakal Beli
Politik

Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau Mualem memilih untuk tetap tenang dalam merespons sikap Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution yang merazia kendaraan berpelat BL.
Aksi tersebut viral dan memicu perbincangan hangat di kalangan warga Aceh dan Sumatera Utara.
Baca Juga: Profil dan Harta Kekayaan Erni Ariyanti Sitorus, Ketua DPRD Sumut Setuju Ambil 4 Pulau Aceh
Dalam rapat paripurna DPR Aceh pada Senin (29/9/2025), Mualem meminta masyarakat tidak terbawa suasana atau terpancing provokasi.
Ia menegaskan bahwa Aceh tidak akan mengambil langkah gegabah hanya karena isu pelat kendaraan.
Mualem Bakal Beli
Baca Juga: Asal Aceh, Khaura Baraba Finalis Miss Universe Indonesia 2025 Hafiz Al-Quran
Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau Mualem (Instagram @muzakirmanaf1964)
Pada kesempatan itu, Mualem menyampaikan kalimat yang menjadi sorotan publik.
“Biarkan orang lain berkicau. Tapi kita wanti-wanti juga, kalau sudah dijual kita beli, kalau sudah gatal kita garuk,” ujarnya yang disambut riuh tepuk tangan anggota dewan.
Sikap Mualem dianggap sebagai bentuk pengendalian emosi di tengah memanasnya pembicaraan publik. Ia menekankan bahwa persoalan seperti ini tidak seharusnya dibalas dengan emosi atau tindakan reaktif.
Ia bahkan mengibaratkan pernyataan Bobby sebagai hal kecil yang tidak perlu dipikirkan terlalu jauh.
“Tapi nggak apa-apa, kita tenang saja. Kita anggap angin berlalu, kicauan burung yang merugikan dia sendiri,” kata Mualem di forum itu.
Dalam penjelasannya, Mualem juga menyinggung persiapan Aceh membangun akses transportasi dan logistik yang lebih mandiri, termasuk rencana menghadirkan kapal feri sendiri.
Menurutnya, kemandirian akan menjawab tantangan tanpa harus memperuncing konflik.
Pernyataan itu mempertegas strategi Aceh menghadapi isu lintas wilayah. Dengan kesiapan transportasi sendiri, Aceh berharap mobilitas barang tidak lagi sepenuhnya bergantung pada rute yang melewati wilayah Sumatera Utara.
Pemicu Ketegangan
Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution (Instagram @bobbynst)
Sementara itu, pemicu ketegangan bermula dari video Bobby Nasution menghentikan truk berpelat BL di kawasan Langkat.
Dalam video tersebut, Bobby meminta pemilik kendaraan mengganti pelat menjadi BK agar pajaknya masuk ke Sumut.
“Biar bosmu tau, kalau nggak nanti bosmu nggak tau,” ucap Bobby dalam video yang beredar luas di media sosial.
Ucapan itu dianggap sebagian warga Aceh sebagai bentuk intervensi yang tidak bijaksana.
Bobby sendiri memberi klarifikasi setelah video itu viral. Ia mengatakan kejadian tersebut berlangsung saat dirinya meninjau jalan amblas menuju destinasi wisata Tangkahan, Langkat, pada Sabtu (27/9).
Ia menegaskan bahwa banyak kendaraan Aceh beroperasi di wilayah Sumatera Utara tanpa menyumbang pajak ke kas daerah Sumut.
Menurutnya, hal itu menjadi alasan penegasan soal pelat kendaraan yang sesuai dengan lokasi operasional.
“Kronologinya kita pertama mengecek jalan yang amblas yang memakan korban kemarin ke arah Tangkahan, kita datang ke sana karena keluhan masyarakat,” jelas Bobby usai mengikuti rapat paripurna DPRD Sumut.
Tindakan Bobby tersebut mendapat tanggapan dari sejumlah tokoh Aceh. Mereka mengingatkan agar tidak ada kebijakan yang menimbulkan gesekan psikologis antara warga dua provinsi yang saling bergantung secara ekonomi.
Tanggapan Senator Aceh
Para senator Aceh juga menilai bahwa keharmonisan antarwilayah harus dijaga. Mereka menilai pendekatan persuasif lebih tepat dibanding menghentikan kendaraan secara langsung di jalan.
Di balik kisruh ini, isu utama berkaitan dengan pemasukan pajak kendaraan bermotor. Banyak kendaraan logistik dan perdagangan asal Aceh yang beroperasi di Sumut, namun administrasi pajaknya tetap tercatat di Aceh.
Langkah Bobby dianggap sebagai upaya meningkatkan pendapatan daerah Sumut. Namun jika tidak dikomunikasikan dengan baik, kebijakan seperti ini dapat memunculkan sentimen antardaerah dan memecah hubungan yang selama ini berjalan baik.
Sikap sabar dari Pemerintah Aceh menjadi penyeimbang dari memanasnya reaksi masyarakat. Dengan gaya khasnya, Mualem memilih menunggu situasi berkembang sebelum mengambil langkah lanjutan yang dianggap lebih strategis.