Julukan Presiden Indonesia dari Masa ke Masa

FTNews – Sejak merdeka tahun 1945, Indonesia sudah memiliki tujuh presiden. Uniknya dari kiprah dalam setiap pemerintahannya, mereka memiliki julukan yang identik dengan jasa-jasanya.

Presiden Soekarno memimpin Indonesia dari 1945-1967. Merupakan Orde Lama. Soekarno mendapat julukan Bapak Proklamator. Kabinetnya saat itu bernama Kabinet Kerja I-IV. Mendapat julukan bapak proklamator karena dirinya menjadi presiden pertama Indonesia. Di tangan dialah naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 digaungkan.

Berikutnya, Presiden Soeharto. Ia merupakan kedua Indonesia sekaligus presiden terlama yang memerintah di Indonesia. Selama 32 tahun dari 1967-1998. Soeharto mendapat julukan Bapak Pembangunan. Saat itu pemerintahannya fokus pada pembangunan.

Melansir berbagai sumber, Soeharto membentuk Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) sejak 1 April 1969 hingga 1994. Soeharto melakukan pembangunan di segala bidang seperti sekolah, puskesmas, industri strategis nasional dan jalan nasional. Waduk, embung, dan berbagai pengendalian banjir perkotaan.

Sebagai apresiasi terhadap keberhasilannya membangun Indonesia di segala bidang, Soeharto diangkat sebagai Bapak Pembangunan Indonesia tahun 1983.

BJ Habibie. Foto: Suara Muhammadiyah

Presiden Tersingkat

Siapa yang tak kenal Presiden BJ Habibie, kisahnya pun sampai diangkat ke film layar lebar. Menceritakan kisah kekuatan cintanya bersama istrinya Ainun Habibie. Menjadi presiden yang paling singkat memimpin Indonesia. Dari tahun 1998-1999.

Mendapat julukan Bapak Teknologi. Sebelum menjadi presiden, Habibie pernah menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi/Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi di masa Orde Baru. Kabinet Pembangunan di era Soeharto.

BJ Habibie merupakan putra Indonesia yang dikenal dengan julukan “Mr Crack” karena mengeluarkan teori di bidang pesawat. BJ Habibie adalah orang yang jenius di bidang teknologi. Bahkan ia sempat bekerja di Jerman dan banyak orang menghormatinya. Meski demikian, ia tidak melupakan Indonesia sehingga kembali ke Tanah Air pada 1973 untuk membantu mengembangkan teknologi.

Berikutnya Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) presiden ke-4 Indonesia yang memimpin pada era reformasi dari tahun 1999-2001. Mendapat julukan Bapak Pluralisme.

BACA JUGA:   Temuan Terbaru PPATK, Ada Aliran Dana ACT ke Al Qaida

Gus Dur merupakan sosok yang selalu mengajarkan dan memberi contoh sikap menjunjung tinggi keadilan. Menghargai kemajemukan tanpa membedakan agama, suku, ras, bahasa dan asal-usul. Ia pun getol mengangkat tema toleransi. Gus Dur saat menjadi Presiden RI menghapus larangan merayakan Imlek.

Kala itu ia menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2000 pada 17 Januari 2000. Selain itu, Gus Dur juga membubarkan Departemen Penerangan agar kebebasan pers dapat terjamin.

Tidak berhenti di situ, sifat plural yang juga Gus Dur miliki adalah saat ia memutuskan untuk mengatasi Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan cara melakukan dialog secara terbuka.

Berikutnya, sosok presiden wanita pertama di Indonesia, Megawati Soekarnoputri. Memerintah dari tahun 2001-2004. Mendapat julukan Ibu Penegak Konstitusi. Julukan baginya ini karena ia menjadi pencetus lahirnya Komisi Pemberantasan Korupsi.

Tak hanya itu, pada tahun 2004, Megawati juga menyiapkan sistem pemilu langsung pertama kali. Di mana masyarakat Indonesia dapat memilih langsung presiden dan wakil presidennya. Di samping memilih calon anggota legislatif.

Susilo Bambang Yudhoyono. Foto: Antara

Solusi Konflik

Selanjutnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memerintah dari 2004-2014 selama dua periode. Mendapat julukan Bapak Perdamaian. SBY saat konflik Poso berhasil mewujudkan rekonsiliasi konflik dan penanganan pascakonflik yang optimal.

Ia pun disebut-sebut sukses mengakhiri konflik di Aceh dan Papua. Cara SBY menyelesaikan konflik dengan menggunakan otonomi khusus sebagai kompromi dan solusi.

Sebagai presiden ketujuh, Joko Widodo juga memerintah dua periode dari tahun 2014-Oktober 2024 mendatang. Mendapat julukan bapak infrastruktur. Ada progres kemajuan dalam pembangunan infrastruktur di era Pemerintahan Jokowi.

Sektor infrastruktur pun melesat. Panjang jalan tol yang terbangun dari 790 kilometer (km) di tahun 2014 menjadi 2.049 km (2015-2023). Panjang jalan terbangun 3.830 km (2014) menjadi 5.834 km (2015-2023).

Akses air minum layak 84,04 persen (2014) menjadi 91,72 persen (2023). Lalu akses sanitasi (air limbah domestik) layak 66,23 persen (2014) menjadi 82,36 persen tahun 2023.

Artikel Terkait