FTNews – Masalah kesehatan mental (mental health) di Indonesia kurang mendapat perhatian. Terlambatnya skrining membuat pasien terlambat berobat dan terpaksa harus mendapat perawatan di rumah sakit jiwa.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyoroti permasalahan itu saat Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakernas) 2024 di ICE BSD, Tangerang, Rabu (24/4). Mengatasi hal itu, Menkes menggagas penguatan dan perbanyakan skrining kejiwaan di puskesmas.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Indonesia memiliki puskesmas sebanyak 10.416 unit pada tahun 2023. Naik 0,4% dari tahun 2022. Sekitar 41% atau 4.238 unit puskesmas nasional memiliki fasilitas rawat inap. Lalu 59% atau 6.178 unit puskesmas tanpa rawat inap.
“Saya mau nanti semua puskesmas saya mau lakukan skrining. Jadi masyarakat kita akan lakukan skrining dengan kuesioner. Dengan teknologi sebenarnya bisa kita lakukan dengan lebih baik dan ini skrining metode yang secara medis sudah proven,” kata Menkes.
Menurutnya kesehatan mental harus menjadi prioritas utama selain penyakit lain seperti penyakit menular dan tidak menular.
Proses Terapi
Saat ini Kemkes masih membahas proses terapi bilamana saat skrining masyarakat terdeteksi mengalami masalah gangguan jiwa.
“Kalau skriningnya ada, kita lagi mikir nanti terapinya seperti apa. Tugas tenaga kesehatan kan memeriksa dan mengobati. Saya lagi mikir gimana supaya dokter umum dapat pengetahuan soal psikiater. Fungsi-fungsi diagnosa dini, kemudian terapi dorong ke rumah sakit umum daerah,” tuturnya.
World Health Organization atau Badan Kesehatan Dunia menyebut, satu dari 10 orang memiliki gangguan jiwa baik ringan atau berat. Kasus paling banyak adalah kegelisahan, depresi, skizofrenia, bipolar dan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).
Berangkat dari hal itu, Kemkes menekankan prioritas promotif preventif deteksi dini kesehatan mental. Sampai terapi sinkron dari puskesmas, rumah sakit dan rumah sakit rujukan.
Selain itu tidak ada lagi istilah rumah sakit jiwa. Hal ini menyebabkan stigma tidak baik. Semuanya akan menjadi rumah sakit umum untuk memperbaiki tata kelola rumah sakit.
“Jadi mental health akan jadi prioritas seperti jantung, kanker, stroke. Kita akan dorong mulai dari puskesmas termasuk termasuk deteksi dininya,” tandas Menkes.