Kurangi Konsumsi Gula untuk Gaya Hidup Lebih Sehat!

FTNews – Baru-baru ini, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah sepakat untuk menerapkan cukai pada minuman manis.

Direktur Jenderal Bea Cukai, Askolani, juga telah mengonfirmasi keputusan ini dalam sebuah konferensi pers APBN Kita edisi Januari 2024, Kamis (22/2).

“Dapat kami sampaikan Menkes sangat mendukung untuk mengimplementasikan ini pada 2024,” jelasnya.

Pemerintah ingin menerapkan hal ini bukan hanya sekadar ingin menambah pundi-pundi pemasukkan negara saja. Pemerintah juga ingin mengajak masyarakat Indonesia untuk mengurangi konsumsi gula.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), Eva Susanti, juga telah menyuarakan keresahannya. Ia mengatakan bahwa konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) telah meningkat sebanyak 15 kali lipat dalam 20 tahun terakhir.

Jumlah konsumsi MBDK melambung tinggi dari 51 juta liter dalam satu tahun, hingga menjadi 780 juta liter di tahun 2014.

Selain itu, Kementerian Pertanian Amerika Serikat (USDA), mencatat konsumsi gula di Indonesia tertinggi keenam di dunia dalam periode 2022/2023. Indonesia tercatat mengonsumsi 7,8 juta metrik ton sepanjang periode tersebut.

Di tahun 2018, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), mencatat sebanyak 61,3 persen responden mengonsumsi MBDK lebih dari satu kali per harinya. Tentu ini bukanlah catatan yang baik karena konsumsi gula yang berlebihan akan berdampak kepada kesehatan tubuh.

Dampak Konsumsi Gula Berlebihan

Ilustrasi minuman manis yang penuh gula. Foto: canva

Sebuah penelitian di tahun 2014 dalam JAMA Internal Medicine, dr. Hu bersama koleganya melakukan sebuah penelitian. Mereka meneliti keterkaitan konsumsi gula dengan risiko kematian dari penyakit jantung.

Berdasarkan penelitian selama 15 tahun yang mereka lakukan, para pengonsumsi gula yang tinggi berisiko 38 persen meninggal akibat penyakit kardiovaskular. Bagi pengonsumsi gula yang sedikit, mereka memiliki risiko hanya delapan persen, 30 persen lebih rendah dari pengonsumsi gula tinggi.

BACA JUGA:   Jakarta Fashion Week Digelar 23 Oktober Mendatang

“Efek dari menambahkan kadar gula adalah darah tinggi, inflamasi, naiknya berat badan, diabetes, dan perlemakan hati (fatty liver disease),” jelas dr. Hu.

Berdasarkan keterangan dr.Hu, mengonsumsi terlalu banyak gula dapat meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan peradangan atau inflamasi. Kedua hal tersebut adalah faktor-faktor yang dapat menyebabkan penyakit jantung.

Selain itu, ia juga mengatakan kontribusi konsumsi gula berlebihan banyak berasal dari minuman manis. Meminum minuman manis dapat menambah berat badan kita dengan menipu tubuh agar mematikan sistem pengontrol nafsu makan.

Hal ini karena tubuh merasa tidak puas dengan kalori dari benda cair sehingga menginginkan kalori dari makanan padat.

Artikel Terkait

Nasib Hubungan Dinar Candy Usai Ko Apex Tersangkut Kasus, Putus?

Nasib hubungan Dinar Candy dan Ko Apex dipertanyakan usai...

Sampai Jual Aset, Dinar Candy Terancam Kehilangan Rp 7 Miliar

Dinar Candy terancam kehilangan Rp 7 miliar. Uang tersebut...

Fiersa Besari Rehat Manggung: Nggak Tau Sampai Kapan

Fiersa Besari memutuskan vakum dari dunia musik. Keputusan ini...