Mobile Ad
Boeing Bobrok, CEO: Akibat Tenaga Kerja tak Terlatih

Rabu, 19 Jun 2024

FTNews - Saat ini, perusahaan manufaktur pesawat asal Amerika Serikat (AS), Boeing, berada di dalam tekanan yang sangat besar. Pesawat buatan mereka terus menuai kontroversi, di mana insiden setiap insiden kerap terjadi. Terutama, pada 29 Oktober 2018, pesawatnya dengan model Boeing 737 MAX 8 mengalami sebuah kecelakaan fatal. Pesawat yang maskapai Lion Air gunakan ini mengalami malfungsi dan jatuh di Laut Jawa, menunjukan Boeing yang Bobrok.

Lima bulan kemudian, jenis pesawat yang sama milik Ethiopian Airlines, juga bernasib sama dengan pesawat Lion Air tersebut. Pesawat yang hendak berangkat dari Addis Ababa, Ethiopia, menuju ke Nairobi, Kenya, mengalami kecelakaan setelah lepas landas. Kedua insiden ini memakan korban jiwa hingga 346 orang.

Pada 5 Januari 2024, pesawat Boeing 737 MAX 9 milik Alaska Airlines juga mengalami sebuah insiden. Untungnya, kali ini tidak merenggut korban jiwa. Di mana, panel pintu pesawat meledak akibat dekompresi yang tidak terkontrol setelah tidak terpasang dengan benar.

Kini, CEO Boeing, Dave Calhoun, harus menjawab keresahan-keresahan yang para korban alami dalam pertemuannya dengan Senator AS. Ia pun juga meminta maaf kepada keluarga para korban. Namun, Senator AS dan keluarga-keluarga tersebut tidak memaafkannya dengan mudah.

CEO Dave Calhoun saat bertemu dengan Senator AS. Foto: BBC

Mengutip dari BBC, Calhoun mengatakan bahwa perusahaan yang ia pimpin telah belajar dari kesalahan-kesalahan yang lalu. Selain itu, juga memproses apa yang pengungkap fakta ungkapkan. Namun, para Senat merasa Boeing masih belum melakukan hal tersebut dengan cukup.

Menanggapi Boeing yang bobrok, ia mengatakan kepada Senat bahwa permasalahan tersebut muncul dari tenaga kerja yang tidak terlatih. Ia juga menyalahkan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi saat pandemi COVID melanda. “Banyak hal yang berkaitan dengan tenaga kerja yang tidak terlatih. Jujur saja, ini semua tentang hal itu,” ungkap sang CEO.

Keluarga Korban Menuntut Keadilan


Keluarga korban dari kecelakaan pesawat Boeing 737 MAX yang turut hadir dalam pertemuan ini turut mengungkapkan keluh kesahnya. Mereka menuntut keadilan bagi korban-korban dari kedua bencana yang mencoreng nama aviasi.

“Saya terbang dari Inggris ke Washington DC, untuk mendengarkan secara langsung apa yang CEO Boeing harus katakan kepada Senat. Dan kepada dunia terkait dengan perbaikan keselamatan dalam perusahaan ini. Kami tidak akan istirahat sebelum menemukan keadilan” ungkap salah seorang keluarga dari korban.

Selain itu, Senator Richard Blumenthal, juga menyinggung soal kultur keamanan di Boeing. “Bertahun-tahun menempatkan keuntungan di atas keselamatan, harga saham di atas kualitas, dan kecepatan produksi di atas tanggung jawab. Telah membawa Boeing ke dalam momen ini, dan janji-janji kosongnya tidak lagi dapat dipertanggungjawabkan,” jelasnya.

Topik Terkait:

Advertisement

Advertisement