Mobile Ad
IPW Desak Polres Jaksel Proses Hukum Penganiayaan oleh Anak Petinggi Polri di PTIK

Minggu, 20 Nov 2022

Forumterkininews.id, Jakarta - Anak petinggi Polri di Kaltara melakukan penganiayaann terhadap rekannya di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.  Indonesia Police Watch (IPW) meminta untuk institusi Polri tidak pandang bulu terkait peristiwa itu.

Ketua IPW, Sugeng Teguh Santoso mengatakan hal ini harus diproses untuk menghindari mentalitas kekerasan, merendahkan martabat, dan lindung melindungi.

"IPW mendesak agar proses hukum terhadap pelaku kekerasan diproses oleh Polres Jaksel tidak pandang bulu. Apalagi melindungi walaupun ayahnya adalah seorang anggota polisi berpangkat kombes," kata Teguh, dalam keterangannya, Sabtu (19/11).

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa reformasi kultural Polri harus dimulai dari sikap mental calon siswa ataupun siswa pada masa pendidikan.

"Reformasi kultural yang harus mengedepankan polisi yang humanis, polisi yang menjauhkan diri dari pendekatan kekerasan. Tindakan kekejaman yang merendahkan martabat kemudian lindung melindungi," ucap Teguh.

Kemudian ia mengatakan dengan adanya kasus ini harus bisa menjadi catatan agar pelaku tidak diloloskan sebagai taruna Akpol.

"Terjadinya penganiayaan ini sudah menunjukan bahwa bibit-bibit mentalitas kekerasan sudah ada pada calon akpol.  Hal ini menjadi catatan bahwa tindakan kekerasan tersebut tidak ditorelir dan bisa menjadi alasan untuk menolak masuknya pelaku dalam jajaran Akpol," ujar Teguh.

Untuk diketahui, Seorang anak petinggi Polri di Kaltara berinisial RC (19) dilaporkan ke Polres Metro Jakarta Selatan.

Ia dilaporkanusai memukuli temannya berinisial MFB (16). Akibat kejadian ini MFB babak belur dan trauma di kursus masuk Akademi Kepolisian (Akpol) yang terletak Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (12/11) lalu.

Ibu korban, Yusnawati mengatakan hal ini diketahui usai anaknya berinisial MFB (16) melaporkan kejadian pemukulan yang dialaminya ketika pulang ke rumah setelah bimbel.

Lebih lanjut ia mengatakan pemukulan terjadi tiga kali di lokasi yang sama berdasarkan pengakuan anaknya (korban).

Topik Terkait:

Advertisement

Advertisement