Mobile Ad
Ken Setiawan: Radikalisme dan Terorisme Itu Fakta, Bukan Stigmatisasi

Kamis, 03 Nov 2022

Forumterkininews.id, Jakarta - Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center Ken Setiawan merasa prihatin dengan adanya opini bahwa radikalisme dan terorisme itu seolah labeling dan stigmastisasi pemerintah terhadap agama Islam.

Pernyataan Ken ini menanggapi ditangkapnya seorang wanita benama Siti Elina (SE) yang hendak menerobos ke Istana membawa pistol beberapa waktu lalu. Pasca kejadian itu, muncul komentar seorang tokoh yang mengatakan bahwa kasus tersebut merupakan bentuk stigmatisasi pemerintah terhadap umat Islam.

Tokoh tersebut juga meminta masyarakat jangan percaya terhadap radikalisme dan terorisme. Karena merupakan bagian dari setting pemerintah menjelang akhir tahun dan tahun politik.

"Narasi tersebut sangat berbahaya. Karena sebagian masyarakat yang minim literasi dapat terpengaruh," ujar Ken di Jakarta, Kamis (3/11).

Menurutnya, perlu edukasi yang lebih massif lagi dari segenap elemen untuk menyebarkan bahwa melawan radikalisme dan terorisme bukan proses stigmatisasi agama. Tetapi justru menyelamatkan agama dari fitnah yang di lakukan kelompok teror.

Ia juga mendorong dibuatnya regulasi untuk melarang ideologi yang diusung kelompok radikalisme itu di Indonesia. Menurutnya, ini penting karena jelas ideologi-ideologi itu bertentangan dengan ideologi bangsa yaitu Pancasila.

"Saat ini belum ada payung hukum yang dapat menindak paham radikalisme seperti NII, khilafaisme, salafisme, wahabisme dan lain-lain. Kalau pun ditindak hanya organisasinya, itupun hanya dengan pasal yang ringan. Bila mereka ganti nama maka mereka bisa kembali melakukan perekrutan dan penggalangan dana," tegas Ken Setiawan.

Dalam hal ini, menurut Ken, butuh ketegasan negara agar dapat memberantas paham radikalisme yang mengatasnamakan agama. Pasalnya, tak satu pun agama di muka bumi yang mengajarkan kekerasaan, merusak, apalagi membunuh sesama.

Topik Terkait:

Advertisement

Advertisement