Mobile Ad
Sopir Ambulans Pembawa Brigadir J Mengaku Diikuti Anggota Menuju RS Polri

Senin, 07 Nov 2022

Forumterkininews.id, Jakarta - Sopir ambulans, Ahmad Syahrul Ramadhan mengaku dibuntuti saat mengambil kantong jenazah yang bertuliskan Korlantas Polri di mobil ambulans.

Kantong jenazah tersebut untuk melakukan evakuasi jenazah Brigadir J atau Brigadir Pol Nofriansyah Yosua Hutabarat di rumah dinas Ferdy Sambo di Komplek Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Hal itu disampaikan Ahmad Syahrul saat menjadi saksi dalam sidang lanjutan perkara pembunuhan berencana terhadap Brigadir J dengan terdakwa Bharada Richard Eliezer (Bharada E), Kuat Ma'ruf, dan Bripka Ricky Rizal yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan pada hari ini.

Dalam kesaksiannya, Syahrul sempat berbincang-bincang dengan anggota polisi soal kantong jenazah yang dibawah oleh ambulans tersebut. Bahkan sampai diikuti oleh anggota polri saat menuju ke mobil ambulans.

"Saya bilang izin pak ambil kantong jenazah, memang ada di mobil kamu kantong jenazah, ada pak, lalu saya ambil. Tapi saya diikuti sama anggota. Saya tidak tahu namanya lalu diambil kantong jenazah didalam mobil," kata Ahmad Syahrul dalam keterangannya di persidangan, PN Jaksel, Senin (7/11).
Tulisan Korlantas di Kantong Jenazah

Saat kantong jenazah dibawa ke dalam rumah, Syahrul mengaku sempat ditanya saat membuka kantong jenazah di rumah dinas Ferdy Sambo. Hal itu disebakan karena kantong jenazah yang dibawa petugas ambulans dari perusahaan swasta tersebut bertuliskan Korlantas Polri.

"Saya masuk lagi kedalam rumah, lalu saat saya ambil kantong jenazah saya bilang, izin pak membuka kantong jenazah, iya silahkan. saya langsung buka kantong jenazah," ujar petugas ambulans itu.

"Lalu saya ditanya (anggota polisi), di kantong jenazah ada tulisan Korlantas polri yang mulia. Nah saya jelaskan izin pak saya sering tangani kecelakaan dari Satlantas Jakarta Timur, saya membantu untuk mengevakuasi kecelakaan atau TKP. Oh iya iya, dari Satlantas Jakarta Timur, yaudah tolong dibantu," sambungnya.

Kemudian Ahmad Syahrul Ramadhan mengaku memindahkan jenazah Brigadir J ke dalam kantong jenazah dengan dibantu 3-4 orang.

"Lalu langsung saya masukan ke kantong jenazah yang mulia. Lalu saya bilang sama anggota di rumah itu, bapak boleh minta dibantu angkat jenazah Brigadir J ke kantong jenazah," ucapnya.

Syahrul mengaku dirinya memegang tangan saat mengangkat jenazah Brigadir J untuk dimasukan kedalam kantong.

"Saat saya angkat (jenazah Brigadir J) saya megang tangan yang mulia, dan keluar darah," tuturnya.

Topik Terkait:

Advertisement

Advertisement