Marshanda Ritual Melukat di Bali, Dituduh Pindah Agama
Lifestyle

Marshanda menggelar melukat di Bali. Foto dan video Marshanda ritual itu dibagikan oleh akun Instagram kuyentertainment.
Dalam tayangan video diawali kepala Marshanda disiram air di sebuah tempat yang tampaknya dianggap suci oleh seorang pria.
Dia mengenakan kaus warna putih dengan jarit bali, lengkap dengan senteng atau selendengan perut. Marshanda duduk bersila di bawah pancuran air.
Baca Juga: Mulai Hari ini, Pelita Air Layani Penerbangan Jakarta-Bali
Sementara itu, kepala Marshanda sengaja diguyur air yang jatuh dari pancuran.
Setelah itu, Marshanda berjalan sambil menebarkan senyuman sambil dituntun oleh seorang wanita separuh baya.
"Selamat ya kak @marshanda99 semoga membawa kedamaian serta keberkahan yaa
Baca Juga: Satu Tarikan Nafas Maxime Bouttier Ucap Ijab Kabul Pernikahan dengan Luna Maya, Sah Jadi Suami Istri
Siapa disini yang udah pernah melukat juga nih, Bestie? ".
Demikian kuyentertainment memberi keterangan.
Marshanda melakukan ritual Melukat mengundang banyak komentar dari netizen. Bahkan ada yang menuduh mantan istri Ben Kasyafani itu telah pindah agama.
Apa itu Melukat?
Melansir dari sayahindu.com, melukat sebagai sebuah upacara pembersihan.
Melukat sebagai jalan membersihkan energi negatif dari diri seseorang, dengan harapan bisa memberikan vibrasi positif pada pikiran dan jiwa.
Dalam kehidupan spiritual umat Hindu Bali, melukat tak hanya sekadar ritual fisik, namun bentuk penghormatan dan koneksi dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa serta alam semesta.
Kata melukat berakar dari ‘lukat’. Berdasarkan Kamus Kawi-Bali diartikan sebagai "bersihin, ngicalang" (dalam bahasa Bali).
Sedangkan dalam kamus Umum Bahasa Indonesia, ‘lukat’ berarti melepaskan (tentang barang yang dilekatkan), dan ketika awalan ‘me’ ditambahkan, menjadi ‘Melukat’ yang berarti melakukan suatu pekerjaan untuk melepaskan sesuatu yang melekat, dinilai kurang baik melalui upacara keagamaan secara lahir dan batin.
Makna sejati dari melukat adalah pembersihan dan penyucian secara lahir dan batin, seperti yang dijelaskan dalam pustaka suci "Manawa Dharma Sastra" Bab V sloka 109, dianyatakan sebagai betikut:
"Adbhir gatrani guddhyanti manah satyena guddhyati, vidyatapobhyam buddhir jnanena cuddhyatir [Manawa Dharma Sastra, sloka 109 (V)].”
Artinya, tubuh dibersihkan dengan air, pikiran dibersihkan dengan kejujuran, roh dengan ilmu dan tapa, akal dibersihkan dengan kebijaksanaan.