Masyarakat Indonesia Makin Melek Digital: Paling Sat Set Bikin Viral

FT News – Dunia digital merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam membangun sebuah negara, termasuk Indonesia.

Oleh karena itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggunakan Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) yang sudah berlangsung sejak 2021 silam.

Dalam acara Peluncuran Hasil Pengukuran Indeks Masyarakat Digital Indonesia 2024 dan Penganugerahan bagi Insan Digital di Gama Tower, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (10/9), Kepala Badan Pengembangan SDM Kominfo Hary Budianto menjelaskan nilai IMDI 2024 sebesar 43,34 yang terbagi ke dalam empat pilar.

Terdapat peningkatan sebesar dibandingkan nilai IMDI 2023, yaitu kenaikan sebesar 0,16.

Acara Peluncuran Hasil Pengukuran Indeks Masyarakat Digital Indonesia 2024 dan Penganugerahan bagi Insan Digital di Gama Tower, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (10/9). [FT News/Vallentino Syahgatra]

Pilar pertama adalah pilar infrastruktur dan ekosistem menunjukan nilai yang sudah mencapai 52,70.

“Kalau nilainya sampai 90, berarti Indonesia tidak ada blindspot,” ucap Hary Budianto.

Artinya, jika nilai berada di angka 90, penetrasi teknologi digital di Indonesia sudah berhasil menyeluruh.

Namun, saat nilai IMDI tersebut masih terpaut 47,3 dari nilai optimalnya.

Pilar kedua adalah pilar dengan nilai tertinggi, keterampilan digital, yang bernilai 58,25.

“Pilar ini menunjukan sudah ada peningkatan kemampuan masyarakat kita untuk menggunakan aplikasi atau device yang arahnya ke teknologi digital,” ucap Kepala Badan SDM Kominfo tersebut.

Namun, Hary juga mewanti-wanti akan tingginya nilai ini. Artinya, semakin tinggi nilai tersebut, semakin tinggi juga dampak positif maupun negatif yang akan muncul.

Ilustrasi peran media sosial. Foto: canva

 

“Masyarakat pandai memviral,” ujarnya.

Selain itu, pemerintah ingin menggunakan masyarakat yang melek digital ini untuk mempermudah urusan pemerintah dengan masyarakatnya. Seperti mengurus perizinan, hingga mengkritik kinerja pemerintah.

Ketiga adalah pilar pemberdayaan yang nilainya sangat kecil dibandingkan ketiga pilar lainnya dengan nilai 25,66z

Hal ini disebabkan pemerintah provinsi atau pemerintah kota/kabupaten yang sudah mempersiapkan program atau fasilitas digital untuk masyarakatnya, namun masyarakat masih banyak yang merasa bingung untuk menggunakan teknologi tersebut.

BACA JUGA:   Akmal Nasery Luncurkan Novel Terbaru "Sabai Sunwoo"

Terakhir adalah pilar pekerjaan yang memiliki nilai sebesar 38,09. Salah satu permasalahan yang Indonesia hadapi dalam sektor ini adalah kebutuhan talenta digital.

Indonesia memerlukan setidaknya 12 juta talenta digital. Akan tetapi, saat ini Indonesia masih hanya memiliki 3 juta talenta digital yang tersedia.

Artikel Terkait