Mengapa Jepang Setangguh itu saat Gempa Bumi dan Tsunami?

FTNews – Mirip dengan Indonesia, Jepang juga termasuk negara yang rawan terjadi gempa bumi. Mulai dari gempa dengan skala kecil hingga besar. Gempa besar yang terjadi di laut dapat berpotensi menimbulkan tsunami.

Tsunami adalah gelombang besar yang berasal dari gempa atau ledakan vulkanik di bawah laut.

Jepang sudah mengalami 143 tsunami sejak tahun 684. Sebanyak 130.974 jiwa meninggal dunia. Sejauh ini, tsunami tertinggi yang tercatat adalah pada tahun 1741 dengan ketinggian 90 meter dan memakan korban sebanyak 1.607 jiwa.

Dalam waktu dekat ini, Jepang juga pernah mengalami gempa pada tahun 2011. Gempa sebesar 9,1 skala richter memicu tsunami setinggi 55,88 meter yang memakan 18.431 jiwa.

Tepat di awal tahun baru 2024, Senin (1/1) Jepang mengalami gempa sebesar magnitudo (M)7,5. Gempa ini juga memiliki potensi tsunami setinggi 5 meter.

Dengan segala bencana yang menimpa, membuat negeri matahari terbit ini tangguh dan memiliki persiapan lebih sangat baik saat menghadapi bencana alam.

Siap Hadapi Tsunami

Jepang memiliki kesiapan dalam menghadapi bencana seperti ini. Seperti di kota yang berada di pinggir pantai, sekolah mereka akan belajar dan latihan dalam menghadapi tsunami. 

Sekolah mengajarkan bagaimana mereka untuk bertahan hidup jika terjadinya tsunami. Mereka mengajarkan kepada siswa mereka untuk melarikan diri ke tempat yang lebih tinggi dan memahami peta evakuasi.

Selain itu, mereka juga diajarkan untuk memprioritaskan diri sendiri saat bencana terjadi, bahkan keluarga sekaligus.

Seorang anak berusia 12 tahun yang selamat dari tsunami tahun 2011 mengatakan kepada Yomiuri Shimbun.

“Aku sempat khawatir akan rumah dan keluargaku, tetapi aku lari ke tempat yang lebih tinggi tanpa berpikir.” 

BACA JUGA:   Dunia Minggu Ini: Rangkaian KTT Y20 hingga Update WHO Soal Infeksi Cacar Monyet

Jepang juga membangun sebuah seawalls, yaitu tembok setinggi 12 meter sebagai pertahanan pertama menghadapi tsunami. Selain itu, mereka juga memiliki sensor di setiap rumah yang akan memberi sinyal jika terjadinya tsunami. Mereka juga meletakkan pengeras suara di beberapa tiang lampu.

Situasi mencekam saat tsunami tahun 2011. Foto: NHK

Sangat Maju saat Hadapi Gempa

Kesigapan Jepang dalam bencana gempa bumi sangat maju. Seperti gedung-gedung tinggi di Jepang, mereka mendesain gedung-gedung tersebut sedemikian rupa untuk meminimalisir kerusakan.

Gedung-gedung tersebut memiliki counterweight sistem untuk membuat gedung tersebut stabil.

Untuk rumah-rumah yang kecil, pondasi rumah dibuat sefleksibel mungkin untuk mengurangi efek gempa. Selain itu, untuk gas, listrik, dan air akan dimatikan secara otomatis.

Jepang juga mengajarkan anak-anak melalui sekolah untuk menghadapi gempa bumi sejak taman kanak-kanak. Mereka mengajarkan juga untuk bersikap “tidak panik” saat terjadi gempa.

Keluarga di Jepang juga mempersiapkan kebutuhan-kebutuhan darurat seperti makanan untuk seluruh keluarga. 

Indonesia Tak Terdampak

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, gempa bumi, Senin (1/1) pukul 14.10.15 WIB di wilayah Pantai Barat Honshu, Jepang M7,4 terjadi di wilayah Prefektur Ishikawa Jepang pada kedalaman 45 km.

Menurut Japan Meteorological Agency gempa itu memicu tsunami dengan ketinggian bervariasi 1-5 meter. Tertinggi di Noto Area, Prefektur Ishikawa estimasi ketinggian 5 meter.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, berdasarkan analisis modeling tsunami BMKG, gempa itu tidak berdampak ke Indonesia.

“Gempa Jepang M7,4 tersebut tidak berpotensi di wilayah Indonesia dan negara-negara Samudera Hindia,” kata Daryono dalam keterangannya, Senin (1/1).

Artikel Terkait