Mengejutkan! Meta akan Blokir Konten Berita di Australia

FTNews – Kabar mengejutkan datang dari perusahaan media sosial terbesar di dunia, Meta. Mereka mengatakan akan blokir konten berita di Meta Platform, seperti Facebook dan Instagram, di Australia. Hal ini bermula dari keputusan Pemerintah Australia yang hendak mengharuskan perusahaan untuk membayar biaya lisensi.

Mengutip dari Reuters, Mia Garlick, direktur kebijakan regional Meta, mengatakan kepada Pemerintah Australia bahwa “semua pilihan tersedia”. Saat, mereka bertanya kepada Meta terkait pemblokiran penyebaran konten berita agar. Sehingga, mereka tidak perlu membayar biaya tersebut. “Ada banyak saluran di mana orang bisa mendapatkan konten berita,” jelas Garlick.

Saat ini, Meta masih menunggu keputusan Pemerintah Australia, apakah mereka akan menerapkan undang-undang (UU) tersebut. Pasalnya, UU ini juga belum teruji, mengharuskan perusahaan binaan Mark Zuckerberg ini membayarkan sejumlah uang kepada outlet media, pertautannya.

Melihat tanggapan dari perusahaan ini, sebenarnya sudah tidak mengejutkan. Karena, hal yang serupa juga mereka sampaikan saat Kanada hendak mengaplikasikan peraturan yang serupa di negaranya. Meta lebih memilih untuk blokir konten berita daripada harus menyisihkan uang untuk membayar biaya lisensi.

“Semua aturan lainnya, aturan perpajakan, aturan keamanan, aturan privasi, kami mengikuti hal tersebut. Hanya saja kepatuhan terhadap undang-undang ini akan terlihat sedikit berbeda jika diberlakukan sepenuhnya,” ujar Garlick.

Masih Belum Mengambil Keputusan

Ilustrasi membaca berita. Foto: Canva

Pemerintah Australia juga belum mengungkapkan keputusannya. Apakah UU ini akan mereka terapkan, atau tidak. Asisten bendahara Australia kini harus memutuskan keputusan tersebut. Mereka juga mengatakan bahwa mereka sedang mengumpulkan nasihat.

Sejauh ini, terdapat beberapa permasalahan yang ada di dalam media sosial milik Meta ini, yaitu penyebaran misinformasi dan penipuan yang berbahaya. Namun, mereka tidak menutup peluang bagi masyarakat Australia untuk melakukan komplain jika adanya keluhan. Garlick pun menjelaskan bahwa Meta juga melakukan moderasi konten.

BACA JUGA:   Menkominfo Budi Arie Setiadi: Data Pribadi Tanggung Jawab Sendiri, Jangan Diewer-ewer

Selain itu, Meta sedang berada di tengah-tengah tuntutan melawan Andrew Forrest, penambang biliuner asal Australia. Pasalnya, perusahaan media sosial ini mengiklankan wajah Forrest pada sebuah iklan penipuan kripto. 

Garlick pun mengatakan bahwa Meta memiliki tim untuk mendeteksi dan memberhentikan modus penipuan seperti itu. Namun, di situ terdapat banyak tantangan.

Artikel Terkait