Menkes: Jadi Negara Maju Pendapatan Harus Rp15 Juta

FTNews – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut untuk menjadi negara maju, pendapatan penduduk Indonesia harus mencapai Rp15 juta per bulan. Untuk mencapai hal itu, penduduk harus sehat dan pintar.

Hal tersebut Menkes sampaikan saat Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakernasnas) 2024. Kepala Dinas Kesehatan, Direktur RSUD dan Bappeda dari seluruh Indonesia hadir dalam acara itu yang bertema Transformasi Kesehatan Menuju Indonesia Emas di ICE BSD, Tangerang Selatan, Rabu (24/4).

“Presiden dan Presiden terpilih sangat memahami pentingnya kesehatan. Mimpinya sama ingin Indonesia jadi negara maju,” katanya.

Dari pantauan acara secara daring ini, Menkes menjelaskan momentum untuk menjadi negara maju berpeluang terbuka lebar saat puncak bonus demografi tahun 2030-2035.

Namun lanjutnya, di sejarah bangsa-bangsa dunia, suatu negara bisa saja gagal loncat menjadi negara maju. Malahan hanya berada sebagai negara middle income trap.

“Taruhan bangsa Indonesia 10 tahun ke depan akan sangat besar. Kalau bisa lompat jadi negara maju incomenya US$ 13 ribu per kapita, Indonesia sekarang baru US$ 4.800. Artinya rata-rata pendapatan masyarakat Indonesia harus Rp15 juta,” paparnya.

Sehat jadi Kunci

Oleh sebab itu kunci mencapai tujuan itu masyarakat Indonesia harus sehat. Fokus kebijakan harus menjaga agar masyarakat harus sehat. Jauh lebih murah dan produktif serta membuat rakyat lebih sejahtera.

Justru menurut Budi, semakin sedikit orang yang masuk ke rumah sakit, maka sektor kesehatan di suatu daerah berhasil. Pemerintah pun fokus pada anggaran puskesmas dan 300 ribu posyandu di seluruh Indonesia.

“Mereka yang bertugas supaya jangan sampai sakit. Kalau sudah sakit mahal, derita masyarakat juga,” ujarnya.

Oleh sebab itu, untuk menjaga masyarakat tetap sehat, harus ada keselarasan antara pemerintah pusat dan daerah. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) harus selaras.

BACA JUGA:   Tempat Menyimpan Tomat Terbaik, Kamu Harus Tahu

Misalnya program pengentasan tuberkulosis di RPJMN juga harus ada di RPJMD. Begitu pula upaya penanganan stunting.

Ilustrasi anak Indonesia. Foto: Freepik/i>

Tuberkulosis dan Stunting

Pemerintah Indonesia mencatat kasus tuberkulosis (TBC) tertinggi sepanjang sejarah terjadi pada tahun 2022 dan 2023. Lebih dari 724.000 kasus TBC baru ditemukan pada tahun 2022. Jumlahnya meningkat menjadi 809.000 kasus pada tahun 2023.

Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di Indonesia mencapai 21,6% pada tahun 2022. Angka ini turun 2,8 poin dari tahun sebelumnya.

Presiden Joko Widodo mengatakan masih harus ada upaya keras untuk menurunkan angka prevalensi stunting nasional lebih drastis. “Target yang saya sampaikan 14% di tahun 2024. Ini harus bisa kita capai, saya yakin dengan kekuatan kita bersama semuanya bisa bergerak,” kata Jokowi.

Artikel Terkait