Menko PMK : Bencana di Indonesia Bukan Urusan Sembarangan

FTNews – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menegaskan persoalan bencana di Indonesia harus betul-betul menjadi perhatian pemerintah. Baik pemerintah pusat hingga kabupaten/kota.

Masing-masing daerah juga harus mengenali ancaman bahaya di daerahnya. Sebab Indonesia berada di kawasan ring of fire, rawan bencana baik gempa bumi dan tsunami. Bahkan sederet bencana hidrometeorologi lainnya.

“Tidak cukup hanya memahami ancaman bahaya secara umum. Tetapi juga memiliki informasi yang tepat dan data yang cukup di masing-masing wilayah. Termasuk keadaan geologi maupun geografinya,” kata Muhadjir.

Menko PMK Muhadjir Effendy dalam peringatan HKB. Foto: BNPB

Dalam puncak kegiatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) 2024 di Kota Padang, Sumatera Barat, Jumat (26/4) ia pun menekankan pentingnya manfaat simulasi bencana.

Di konteks Sumatera Barat lanjutnya, Muhadjir menambahkan penanggulangan bencana bukan hanya menjadi prioritas tetapi superprioritas. Bahkan menurutnya, frekuensi bencana di wilayah tersebut rata-rata 1,5 kali kejadian sehari.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatera Barat mencatat bencana terdapat enam bencana berulang setiap tahun sepanjang tahun 2014-2022. Enam bencana itu yakni angin kencang, longsor, banjir, kebakaran hutan dan lahan, banjir bandang, dan abrasi pantai.

Telah terjadi 6.274 bencana di Provinsi Sumbar selama periode tersebut. Angin kencang menempati urutan pertama dengan jumlah 3.505 kejadian. Disusul longsor 1.161 kejadian, banjir 853 kejadian. Kebakaran hutan dan lahan 609 kejadian. Lalu banjir bandang 107 kejadian, abrasi pantai 39 kejadian.

Banjir salah satu bencana hidrometeorologi basah. Foto: Antara

Rujukan Penanggulangan Bencana

Meski begitu, Muhadjir optimistis Sumatera Barat akan menjadi model provinsi lain dalam penanggulangan bencana. Ia berharap provinsi ini menjadi rujukan nasional bahkan internasional.

Menteri PMK mengajak semua pihak di Sumatra Barat untuk memperkuat penanggulangan bencana. Sehingga daerah ini bisa dimanfaatkan masyarakat secara luas, misalnya dengan gagasan wisata belajar penanggulangan bencana.

BACA JUGA:   Beda Awal Puasa, Kemenag: Kedepankan Dialog dan Saling Menghormati

HKB yang jatuh pada 26 April ini menjadi penanda kepada setiap warga masyarakat. Momen latihan atau simulasi bersama ini akan menjadi pengingat untuk menyadarkan mengenai bencana, yang selaras dengan Undang-Undang (UU) Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.

Senada, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto yang turut menghadiri puncak kegiatan HKB 2024 di Kota Padang mengatakan melalui latihan kesiapsiagaan, kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat meningkat.

“Pada setiap peringatan HKB, BNPB mengharapkan semua pihak dapat mengambil peran dalam latihan kesiapsiagaan. Baik dalam lingkup keluarga, komunitas maupun tempat kerja,” ucap Suharyanto.

Artikel Terkait