FT News- Tak lengkap rasanya jika melintas ke Kota Tebing Tinggi tak menyempatkan menyantap lemang. Sepanjang jalan menurut tol dan Kota Tebing Tinggi kita akan disuguhi pemandangan para penjual lemang sambil sesekali mengipasi lemang.
FT News menyempatkan untuk membeli kudapan yang terbuat dari ketan khas Kota Tebing Tinggi ini. Kami menyinggahi warung lemang Ajo. Perbatangnya dijual dengan harga Rp 25 ribu.
Rasa gurih ketan yang dimasak dengan santan ini, berpadu tepat saat dicocol selai srikaya. Gurih dan manis menyatu dalam gigitan buat nagih dan ingin nambah terus.
“Biasanya kita jualan mulai dari jam 10.00 WIB pagi sampai malam pukul 20. 00 WIB. Pembeli yang ramai biasanya saat weekend atau pas ada hari libur nasional,” ungkap salah seorang penjual lemang, Ana (40) pada wartawan.
Sekadar informasi, lemang adalah kuliner khas dengan rasa yang legit dan sedikit memiliki rasa asin. Kota Tebing Tinggi di Sumatra Utara, terkenal dengan kuliner ini.
Lemang terbuat dari bahan pulut atau beras ketan, yang dimasukkan dalam ruas bambu di mana sebelumnya digulung dengan selembar daun pisang di dalamnya.
Lemang ternyata tak hanya dikenal sebagai kuliner khas Tebing Tinggi, tetapi juga merupakan salah satu kuliner tradisional di sejumlah daerah di Tanah Air.
Lemang bisa ditemukan sebagai makanan perayaan suku Dayak, maupun suku Melayu. Bisa pula ditemukan pada masyarakat Samarinda, dan suku Minangkabau.
Umumnya, lemang dijadikan sebagai kuliner khas saat hari Raya Islam, seperti Lebaran, Maulid Nabi, dan Idul Adha.
Pada suku Minangkabau, kuliner lemang dimaksudkan sebagai pelengkap dalam melakukan silaturahim ketika berkunjung ke rumah keluarga atau kerabat.